Biji-bijian Ukraina akan Transit ke Lima Negara Eropa

Lima negara UE khawatir biji-bijian Ukraina menekan harga bagi petani lokal.

AP/Efrem Lukatsky
Seorang pemanen mengumpulkan gandum di desa Zghurivka, Ukraina, Selasa, 9 Agustus 2022. Biji-bijian Ukraina akan Transit ke Lima Negara Eropa
Rep: Dwina Agustin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSEL -- Komisi Eropa mengatakan pada Jumat (28/4/2023), telah mencapai kesepakatan prinsip untuk mengizinkan transit biji-bijian Ukraina dilanjutkan melalui lima negara Uni Eropa (UE) yang telah memberlakukan pembatasan. Kelima negara itu Bulgaria, Hungaria, Polandia, Rumania, dan Slovakia. 

Baca Juga


Wakil Presiden Komisi Eropa Valdis Dombrovskis menyatakan di Twitter, bahwa eksekutif UE telah mencapai kesepakatan prinsip dengan lima negara. "Untuk mengatasi masalah kedua petani di negara-negara tetangga UE dan Ukraina," ujarnya. 

Dombrovskis mengatakan, kesepakatan itu termasuk langkah pengamanan untuk empat produk gandum, jagung, rapeseed, dan biji bunga matahari. Kesepakatan itu juga mencakup paket dukungan senilai 100 juta euro untuk petani lokal.

Lima negara UE khawatir biji-bijian dari Ukraina yang dimaksudkan diekspor ke negara lain berakhir di pasar lokalnya. Kondisi itu dapat menekan harga bagi petani lokal.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan telah berbicara dengan  Presiden Dewan Eropa Charles Michel pada Jumat. Pembicaraan ini untuk menyampaikan keprihatinan atas larangan destruktif atas ekspor produk pertanian dari negaranya. 

"Ini memberi Kremlin harapan yang berbahaya, harapan bahwa di rumah kita bersama di Eropa, keputusan salah seseorang dapat menang atas kepentingan bersama," kata Zelenskyy dalam video.

Kelima negara tersebut menjadi jalur transit biji-bijian Ukraina yang tidak dapat diekspor melalui pelabuhan Laut Hitam negara tersebut karena invasi Rusia. Kemacetan kemudian menjebak jutaan ton biji-bijian di negara-negara yang berbatasan dengan Ukraina. Kondisi itu memaksa petani lokal untuk bersaing dengan masuknya impor murah Ukraina yang dinilai mendistorsi harga dan permintaan.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan, kesepakatan itu mempertahankan kapasitas ekspor Ukraina. "Sehingga terus memberi makan dunia, dan mata pencaharian petani kami," katanya. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler