Taktik Pencopetan-Penipuan Paling Umum, Sering Dialami Turis

Hati-hati dengan pencopet dan penipu di lokasi wisata.

Republika
Dompet kosong (ilustrasi). Hati-hati dengan dompet Anda ketika ada seseorang yang menabrak Anda di lokasi wisata atau keramaian. Bisa jadi itu dilakukan dengan sengaja agar komplotannya bisa mencopet dompet atau ponsel Anda.
Rep: Umi Nur Fadhilah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pencopet ada di berbagai destinasi wisata dunia. Ada beberapa taktik pencopetan yang begitu halus sampai membuat turis tidak sadar barang berharganya telah berpindah tangan.

Di lain sisi, ada juga trik yang sudah umum, namun tetap membahayakan turis yang lengah. Pendiri Panache Cruises, James Cole pun membagikan beberapa jenis penipuan yang paling umum, dikutip dari Indian Express, Kamis (27/4/2023).

Baca Juga



1. Tabrak dan curi
"Cara termudah untuk mencuri barang berharga seseorang adalah dengan membuat pengalihan sehingga mereka menjadi lengah," kata Cole.

Salah satu taktik pencopetan yang paling umum adalah metode "ambil dan kabur". Salah satu pencuri akan berpura-pura tidak sengaja menabrak Anda, sementara komplotannya mengambil dompet atau ponsel di saku saat perhatian Anda teralihkan.

Praktik sangat mungkin terjadi di daerah yang sibuk dan ramai seperti tempat wisata dan stasiun kereta. Jadi berhati-hatilah di lokasi tersebut.

Hindari untuk tidak membawa banyak barang berharga, pastikan memiliki salinan dokumen perjalanan penting, dan gunakan sabuk uang rahasia yang dikenakan di balik pakaian. Wisatawan harus sangat berhati-hati di pusat transportasi umum dan di sekitar tempat wisata populer yang kemungkinan besar akan menjadi sasaran pencopet.

Sebuah studi belum lama ini menemukan bahwa Roma adalah kota terburuk untuk pencopetan. Kota di Italia itu dinilai jauh lebih rawan daripada pusat wisata dunia lainnya seperti Barcelona (Spanyol) dan Paris (Prancis).

2. "Argo kuda"
Jangan pernah mau memulai perjalanan jika pengemudi bilang bahwa argometer taksinya rusak. Ujung-ujungnya, Anda akan ditagih tarif yang kemahalan.

Pastikan juga untuk mengawasi argo saat taksi berjalan. Jika Anda curiga argo itu naik lebih cepat dari biasanya, minta saja sopir untuk berhenti dan turunlah.

"Penting banget untuk bertanya tentang tarif taksi rata-rata dari hotel, gunakan penyedia taksi resmi, dan jika taksinya tidak menggunakan argometer maka pastikan untuk menyetujui tarif sebelum naik taksi," ujar Cole.

Staf hotel mungkin dapat merekomendasikan perusahaan taksi tepercaya. Alternatifnya, wisatawan dapat menggunakan aplikasi transportasi daring. Angkutan umum juga bisa menjadi cara cepat dan mudah untuk bepergian tanpa menjadi korban penipuan.

3. Penipuan ATM
Menurut Cole, penipu sering menargetkan turis dengan skimming kartu kredit. Selalu berhati-hati ketika seseorang mendekati Anda melalui mesin ATM.

Berpura-pura membantu Anda menghindari biaya bank lokal, kenyataannya mereka ingin menggunakan perangkat skimmer kartu untuk mendapatkan detail kartu Anda. Mereka sering memiliki kaki tangan yang menunggu di antrean ATM yang akan mendorong Anda untuk melakukan hal-hal yang dikatakan scammer.

Sebaiknya, hindari penggunaan ATM di tempat yang sepi dan berhati-hati terhadap siapa pun yang berdiri terlalu dekat dengan Anda. Kini, banyak tujuan wisata menawarkan pilihan untuk membayar dengan kartu. Wisatawan dapat menggunakan currency card untuk menghindari biaya valuta asing.

4. Kembalian yang tidak pas
Sedang berada di negara di mana Anda tidak terbiasa dengan mata uangnya? Hati-hati saat bertransaksi.

Ketika membeli suvenir, misalnya, hitung kembaliannya. Penjual bisa saja mencoba mengelabui turis dengan menyerahkan uang kembalian yang lebih sedikit dari yang semestinya.

Sebelum melakukan transaksi apa pun, pastikan untuk menghitung jumlah uang yang harus Anda terima sebagai kembalian. Tak usah buru-buru beranjak dari toko, luangkan waktu untuk menghitung kembaliannya.

Wisatawan dapat menghindari penipuan ini dengan sebisa mungkin membayar menggunakan kartu atau mempelajari mata uang terlebih dahulu. Wisatawan juga dapat meminta saran dari penyedia akomodasi jika khawatir tentang kembalian.

"Sebagian orang meyakini bahwa hanya turis yang naif yang berpotensi dimanfaatkan saat bepergian, tetapi karena penipu semakin licik, bahkan pelancong yang paling berpengalaman pun dapat menjadi korban dari skema mereka," ujar Cole.

Selain melakukan riset sebelum perjalanan, Anda harus selalu memastikan untuk menjaga barang berharga berada dalam pengawasan. Berhati-hatilah dengan penduduk setempat yang terlalu ramah yang mencoba mendapatkan kepercayaan untuk memikat Anda ke dalam penipuan.

Jika ada sesuatu yang tampak mencurigakan atau terlalu muluk, maka percayalah pada insting Anda. Lebih baik cari aman daripada menyesal.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler