RSUD dr Slamet Garut Tambah Ruang Isolasi Covid-19
Pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Slamet mengalami peningkatan pascalebaran.
REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut dalam beberapa hari terakhir diikuti dengan bertambahnya jumlah pasien positif yang diisolasi di rumah sakit. Alhasil, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) di RSUD dr Slamet Kabupaten Garut mengalami peningkatan.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Garut per 30 April 2023, sebanyak 25 tempat tidur dari total 32 tempat tidur untuk pasien Covid-19 di RSUD dr Slamet telah terisi. Artinya, BOR di rumah sakit itu telah mencapai 78,13 persen.
Namun, secara keseluruhan BOR seluruh rumah sakit di Kabupaten Garut masih relatif rendah, yaitu 3,6 persen. Dari total 246 tempat tidur yang tersedia, hanya 32 unit yang digunakan pasien Covid-19.
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Kabupaten Garut, Zaini Abdillah, mengatakan pasien Covid-19 yang dirawat di tempatnya bekerja masih terus bertambah. Per 1 Mei 2023, terdapat 29 orang pasien Covid-19 yang diisolasi di RSUD dr Slamet.
"BOR yang sudah maksimal, kami tambah lagi," kata dia saat dikonfirmasi Republika.co.id, Senin (1/5/2023).
Menurut dia, RSUD dr Slamet telah melakukan langkah kontingensi dengan mengkonversi ruang perawatan pasien umum jadi ruang isolasi. Terdapat sebanyak 19 tempat tidur yang sudah disiapkan sebagai tambahan.
Ruang isolasi tambahan itu sebelumnya digunakan untuk penanganan kasus Covid-19. Namun, lantaran kasus sempat melandai, ruangan itu kembali difungsikan untuk pasien umum.
"Karena sekarang ada lonjakan, kami ambil langkah kontingensi. Ruangan umum itu sudah dikosongkan sejak dua hari lalu untuk disiagakan untuk pasien Covid-19," ujar dia.
Menurut Zaini, saat ini sudah tersedia 50 tempat tidur yang tersedia untuk pasien Covid-19 di RSUD dr Slamet. Apabila ke depannya ada lonjakan, pihaknya siap untuk kembali menambah ruang isolasi sesuai pedoman yang berlaku. "Jadi kapanpun dibutuhkan penambahan, kami siap," kata Zaini.
Ia menjelaskan, pasien Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Slamet memang mengalami peningkatan pascalebaran. Menurut dia, selama momen Ramadhan, jumlah pasein Covid-19 yang dirawat di RSUD dr Slamet tak pernah sampai 10 orang. Namun, pada H+2 Lebaran, jumlah pasien Covid-19 yang dirawat melonjak menjadi 15 orang.
Zaini menambahkan, selain menambah ruang isolasi, RSUD dr Slamet juga telah menyiapkan kebutuhan sumber daya kesehatan lainnya, seperti tenaga medis, alat pelindung diri (APD), dan obat-obatan. Sumber daya kesehatan itu disiapkan dua hingga tiga kali lipat untuk menghadapi lonjakan kasus Covid-19.
"Sejauh ini masih tertangani. Mudah-mudahan tidak bertambah lagi," kata dia.
Berdasarkan data Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Kabupaten Garut per 30 April 2023, terdapat 82 kasus yang aktif di daerah itu. Sebanyak 55 kasus di antaranya menjalani isolasi mandiri. Sementara itu, sebanyak 27 kasus harus mendapat perawatan di rumah sakit.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut Leli Yuliani mengatakan, penambahan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir memang cukup tinggi. Pada Ahad, terdapat 23 kasus terkonfirmasi positif Covid-19 di Kabupaten Garut.
"Beberapa hari ini penambahan di atas 20 kasus. Hari ini bahkan ada dua yang meninggal," kata Leli saat dikonfirmasi Republika.co.id, Ahad (30/4/2023) malam.
Menurut dia, sebaran kasus Covid-19 di Kabupaten Garut saat ini cukup merata. Kasus baru disebut banyak ditemukan di wilayah perkotaan. Namun, bukan berarti tak ada kasus dari wilayah lainnya.
Ia menyebut, pihaknya belum mengetahui varian Covid-19 yang saat ini menyebar di Kabupaten Garut. Namun, yang pasti peningkatan kasus Covid-19 di Kabupaten Garut merupakan imbas dari aktivitas selama momen libur Lebaran.
"Kan biasanya seperti itu, saat Idul Fitri atau tahun baru kasus naik. Namun mudah-mudahan tidak lama," ujar Leli.