Nilai Tukar Petani April 2023 Turun 0,24 Persen Jadi 110,58 Poin
Penurunan tersebut karena indeks harga yang diterima petani turun 0,12 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan Nilai Tukar Petani atau NTP pada April 2023 mencapai 110,58 atau turun 0,24 persen dari Maret 2023. Penurunan tersebut terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun 0,12 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,13 persen.
"Setidaknya lima komoditas dominan mempengaruhi penurunan indeks yang diterima petani secara nasional antara lain turunnya harga kelapa sawit, cabai rawit, cabai merah, bawang merah dan gabah," kata Kepala BPS Margo Yuwono, Selasa (2/5/2023).
Lebih lanjut, Margo menjelaskan, Berdasarkan subsektor, peningkatan NTP tertinggi terjadi pada perikanan terutama pada nelayan. NTP Perikanan naik sebesar 0,79 persen dan tertinggi pada nilai tukar nelayan yang naiknya sebesar 0,89 persen.
Menurut Margo, naiknya nilai tukar nelayan disebabkan indeks yang diterima meningkat 0,98 persen. Kenaikannya lebih besar dari indeks yang harus dibayar oleh petani. Indeks yang dibayar hanya meningkat 0,09 persen.
Lima komoditas dominan mempengaruhi indeks yang diterima petani oleh nelayan karena kenaikan harga tongkol, cakalang, rajungan, cumi dan kepiting laut. Penurunan NTP juga terjadi pada subsektor holtikultura yang mencapai 3,58 persen.
Penurunan ini terjadi karena indeks harga yang diterima petani turun sebesar 3,41 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan sebesar 0,18 persen. Lima komoditas dominan yang mempengaruhi yaitu penurunan harga pada komoditas caba merah, cabai rawit, bawang merah, kubis dan salak.
Berdasarkan wilayah, pada April 2023, NTP Provinsi Riau mengalami penurunan terbesar mencapai 2,42 persen dibandingkan penurunan NTP provinsi lainnya. Sebaliknya, NTP Provinsi Sumatera Selatan mengalami kenaikan tertinggi terbesar hingga 1,50 persen dibandingkan kenaikan NTP provinsi lainnya.