Perpustakaan SDN 3 Sukajadi Tasikmalaya Ambruk, Ribuan Buku Terdampak
Pihak sekolah menunggu upaya penanganan perpustakaan dari dinas terkait.
REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA — Bangunan perpustakaan di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Sukajadi, Kecamatan Cisayong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, ambruk. Tidak ada korban akibat kejadian itu, tapi kerugian materiel diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Ribuan buku di perpustakaan pun terdampak.
Salah seorang guru SDN 3 Sukajadi, Uus Darus, menjelaskan, bangunan perpustakaan di sekolahnya itu ambruk pada Jumat (5/5/2023) dini hari. Ketika itu kondisi sedang hujan deras.
Uus, yang tinggal di rumah dinas sekolah, mengaku awalnya mendengar suara seperti batu berjatuhan. “Jadi, Jumat dini hari, sekitar pukul 00.00 WIB, aku bangun mendengar suara bata terjatuh. Lalu aku pindah ke tengah rumah karena jatuhan terus terdengar,” kata Uus, saat ditemui di lokasi, Selasa (9/5/2023).
Rumah dinas yang ditempati Uus berada di samping perpustakaan. Sekitar pukul 02.00 WIB, menurut Uus, terdengar suara reruntuhan. Ia kemudian melihat ke luar rumah. Ternyata bangunan perpustakaan sekolah sudah ambruk.
Uus baru mengecek kondisi perpustakaan yang ambruk itu pada Jumat subuh. Ia sempat membereskan kayu-kayu yang berserakan di sekitar bangunan perpustakaan itu karena dikhawatirkan terkena siswa yang sering main di sekitar lokasi. “Saya hanya bereskan kayu yang berbahaya, sisanya belum diapa-apakan,” ujarnya.
Akibat ambruknya bangunan, Uus mengatakan, sejumlah barang di dalam perpustakaan mengalami kerusakan, seperti lima unit rak buku, lapangan tenis meja, matras, kursi, dan juga buku. Tembok bagian atas rumah dinas yang ditempati Uus juga mengalami kerusakan.
“Perkiraan kerugian Rp 200 juta. Soalnya di sana ada sekitar 10 ribu buku, tapi sekitar 25 persen tertimbun atau rusak. Ada buku sejarah, kamus, dan lainnya,” kata Uus.
Perpustakaan sekolah yang dibangun pada sekitar 2007 itu luasnya delapan kali delapan meter. Menurut Uus, kondisi bangunan perpustakaan itu sudah lapuk. Karenanya, kata dia, beberapa bulan terakhir, perpustakaan itu tidak lagi digunakan oleh siswa.
Uus mengaku telah melaporkan ambruknya perpustakaan di sekolahnya itu kepada dinas terkait dan kecamatan. Namun, belum ada tindak lanjutnya. “Ini juga belum kami lakukan apa-apa karena ini takut nantinya diperiksa,” kata dia.
Menurut Uus, yang rusak hanya bangunan perpustakaan, juga tembok bagian atas rumah dinas. Sementara ruangan kelas tidak ada yang rusak.