Keistimewaan Aneh untuk Tuan Rumah SEA Games yang Terus Dimaklumi

Marwah kompetisi di ajang SEA Games tak pernah muncul karena pemakluman yang aneh.

EPA-EFE/KITH SEREY
Para penari berjalan di upacara pembukaan SEA Games ke-32 di Stadion Morodok Techo National, Phnom Penh, Kamboja, Selasa (9/5/2023).
Rep: Anggoro Pramudya Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Turnamen olahraga terakbar di Asia Tenggara, SEA Games, seringkali membuat mata pecinta olahraga terbelalak lantaran tuan rumah kerap berpeluang keluar sebagai juara umum. Bahkan, tak sedikit orang menggunjing event ini semata hanya bagian dari sebuah hajatan bagi 'Shohibul bait'.

Baca Juga


Pengamat olahraga Fritz Simanjuntak berbagi pandangan bahwasanya SEA Games memang merupakan ajang untuk kebersamaan negara anggota ASEAN. Hal yang jelas berbeda dengan dua saudara tuanya, Olimpiade dan Asian Games.

"Sejatinya event olahraga semuanya memiliki nilai kompetitif. Di sini yang berkurang adalah nilai target, jadi setiap negara seakaan merelakan tuan rumah mendapat keuntungan dari turnamen SEA Games ini," kata Fritz Simanjuntak saat dihubungi republika.co.id Selasa (9/5/2023) petang WIB.

SEA Games seringkali dimanfaatkan tuan rumah untuk meraup keuntungan dengan cabang olahraga (cabor) unggulan demi mendapatkan medali emas sebanyak-banyaknya. Sejak kali pertama digelar pada 1959 silam, tercatat 18 kali tuan rumah berhasil keluar sebagai juara umum.

Belum lagi kenyataan yang tak terbantahkan, tuan rumah selalu mendulang banyak medali emas dari cabang-cabang olahraga yang pemenangnya tidak ditentukan dengan pertandingan satu lawa satu. Ditambah, memperbanyak pertandingan cabor yang jadi kekuatan di dalam negara sendiri.

Tidak hanya itu aturan-aturan aneh seperti tak diperbolehkannya cabor unggulan dari suatu negara untuk mengirim perwakilannya di nomor tersebut kerap menjadi pertanyaan besar masyarakat.

Namun Fritz menggaris bawahi esensi SEA Games tidak melulu soal olahraga tetapi menjadi sarana kebersamaan politis antarnegara-negara ASEAN.

"Seperti yang saya bilang tadi, SEA Games merupakan partisipasi dan kebersamaan, bukan hanya soal prestasi. Ajang ini saya nilai tidak lebih dari urusan kebersamaan politis," sambung Fritz. 

Di sisi lain wartawan senior olahraga Ainur Rohman menjelaskan, pesta olahraga SEA Games bertujuan untuk mempererat kerjasama dan integrasi masyarakat kawasan Asia Tenggara untuk membangun masyarakat ASEAN yang kuat. Cabor SEA Games dapat diatur oleh tuan rumah sesuai dengan South East Asia Games Federation Charter and Rules dengan tiga kategori.

"Pertama memang bernafaskan Olimpiade, namun berjalannya waktu itu berubah dan menjadikan setiap tuan rumah diperbolehkan menghadirkan delapan cabor khusus asal negara," kata Ainur.

 

Hak istimewa dan polemik pelarangan keikutsertaan beberapa nomor cabor sudah menjadi kesepakatan bersama para peserta SEA Games. Saat ini di Kamboja ada cabor Chess Xiangqi, Chess Chaktrong, Kun Bukator, Kun Khmer, Dance Sports, Floorball, Teqball, Obstacle Race. Di perhelatan sebelumnya ada vovinam dan petanque.

Sementara saat digelar di Indonesia, nomor silat dan dayung diperbanyak agar jumlah medali yang diperebutkan juga bertambah.

"Kun Bokator mereka dapat 21 emas, Kun Khmer 19 emas, Vovinam 31 emas, sepak takraw 20 emas dan itu sama saja dengan negara lain saat menjadi tuan rumah. Mereka akan nge-push olahraga-olahraga kategori tiga dengan nomor yang sangat banyak," sambung Ainur.

Sebelumnya, NOC Indonesia Raja Sapta Oktohari telah melakukan tindakan preventif agar tarik ulur cabor yang dipertandingkan di SEA Games tidak terjadi di setiap penyelenggaraan.

Aturan itu diklaim harus diubah demi meningkatkan mutu olahraga ASEAN. Pun, merujuk kepada multievent di atasnya seperti Asian Games serta Olimpiade sehingga atlet mendapat acuan prestasi.

Sarana ruang ganti di Olympic Stadium, Phnom Penh, Kamboja, menjadi sorotan warganet Indonesia karena dianggap tidak layak. (Dok. PSSI)

Namun nyatanya, saat ini tuan rumah SEA Games selalu mendapatkan hak istimewa memasukkan sebanyak mungkin cabor andalan tanpa jalur eksibisi terlebih dahulu yang kemudian dimaklumi oleh seluruh negara Asia Tenggara. Poin pemakluman inilah yang jelas-jelas menghapus unsur kompetitif di ajang SEA Games. 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler