BSI Mobile Down, Perbankan Diminta Tingkatkan Ketangguhan Terhadap Serangan Siber

Transformasi digital perbankan harus disertai kesiapan infrastruktur teknologi.

istimewa
Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Fathan Subchi menilai, perbankan perlu meningkatkan ketangguhan dalam menghadapi potensi serangan siber.
Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gangguan yang terjadi pada aplikasi BSI Mobile dari PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) sejak Senin  (9/5/2023) malam harus jadi perhatian serius. Wakil Ketua Komisi XI Fathan meminta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memastikan hal tersebut terjadi bukan karena adanya serangan siber dari pihak yang tak bertanggung jawab.  

Baca Juga


"Keamanan pada layanan digital perbankan masih menjadi isu yang meresahkan banyak nasabah. Maka kami berharap ada investigasi khusus terkait error-nya layanan aplikasi mobile banking dari Bank Syariah Indonesia. Jangan sampai hal itu menjadi preseden buruk bagi upaya transformasi digital perbankan yang saat ini tengah berlangsung," ujar Fathan Subchi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (10/5/2023). 

Aplikasi BSI Mobile diketahui mengalami gangguan sejak Senin malam (8/5/2023). Para pengguna layanan digital bank syariah pelat merah itu merasa dirugikan dengan gangguan tersebut. Alasan jika layanan digital terganggu karena maintenance pun sulit mereka terima. Mereka lantas menumpahkan kekesalan mereka di media sosial.  

Fathan meminta agar pemerintah dan kalangan perbankan secara serius meningkatkan ketangguhan atau resiliensi sektor perbankan atas berbagai pola baru serangan siber. Menurutnya, bank perlu melakukan berbagai upaya untuk menjaga ketahanan dan keamanan siber secara berkelanjutan.

"Kalangan perbankan perlu memastikan tata kelola teknologi informasi perbankan, arsitektur teknologi informasi, manajemen risiko, ketahanan dan keamanan siber dikelola dengan benar," ujar Fathan.

Politikus PKB ini pun mengatakan, transformasi digital perbankan harus disertai dengan kesiapan infrastruktur teknologi informasi. Apalagi keandalan dan keamanan berbagai layanan digital perbankan masih menjadi persoalan serius di Tanah Air.

"Berdasarkan data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), sektor perbankan termasuk berisiko tinggi terhadap serangan siber. Di antara kasus serangan yang dominan antara lain serangan ransomware dan phishing," ujar dia.

Fathan menambahkan, layanan digital dalam dunia perbankan merupakan tren yang tidak bisa dihindari. Apalagi pemerintah dan kalangan perbankan dalam beberapa tahun terakhir terus menggaungkan transfromasi digital perbankan. 

"Kebutuhan layanan digital perbankan ini meningkat pesat selama masa pandemi. Situasi ini menjadi tantangan tersendiri dari kalangan perbankan maupun pemerintah untuk memastikan transformasi digital perbankan benar-benar memberikan kemudahan bagi konsumen," katanya. 

BSI telah mengumumkan layanan perbankan BSI sudah pulih secara bertahap dan nasabah dapat bertransaksi kembali di kantor cabang dan ATM. Sekitar 1.200 unit ATM BSI sudah pulih dan secara bertahap kantor-kantor BSI telah kembali beroperasi. "Kami senantiasa memantau perkembangan secara berkelanjutan," ujar Corporate Secretary BSI Gunawan Arief Hartoyo, Selasa (9/5/2023).

Gunawan menyampaikan terima kasih kepada nasabah yang telah setia menggunakan layanan BSI. Ia juga memohon maaf atas kendala dan ketidaknyamanan yang dialami sehubungan dengan berlangsungnya proses maintenance sistem di BSI.

Gunawan mengatakan, BSI memastikan dana dan data nasabah tetap aman. Ia kembali mengimbau kepada seluruh nasabah untuk terus waspada dan berhati-hati atas segala bentuk modus penipuan maupun tindak kejahatan digital yang mengatasnamakan Bank Syariah Indonesia.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler