PPP Sebut Ada Parpol Parlemen akan Sampaikan Dukungan untuk Ganjar

Romi mengaku ada parpol yang akan mengumumkan dukungan ke Ganjar pada 14 Mei.

Republika/Nawir Arsyad Akbar
Ketua Dewan Pertimbangan PPP, Muhammad Romahurmuziy di Kantor DPP PPP, Jakarta, Kamis (5/1).
Rep: Nawir Arsyad Akbar Red: Agus raharjo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Muhammad Romahurmuziy (Romi) mengeklaim akan ada partai politik yang bergabung mendukung bakal calon presiden (capres), Ganjar Pranowo. Pengumuman itu akan disampaikan pada 14 Mei 2023.

"Insya Allah dalam waktu dekat setelah 14 Mei akan ada di antara parpol parlemen yang bergabung," ujar pria yang akrab disapa Romi itu saat dikonfirmasi, Rabu (10/5/2023).

Ganjar sendiri sudah dideklarasikan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) sebagai bakal capres. Kemudian diikuti oleh PPP yang diputuskan lewat rapat pimpinan nasional (Rapimnas).

Ia sendiri tak menjawab saat dikonfirmasi siapa partai politik parlemen itu berasal dari Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) atau bukan. Ia meminta awak media menunggu. "Kita tunggu saja ya," ujar Romi.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengapresiasi dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang menyatakan telah mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden di pemilu 2024. Hal ini disampaikan Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono usai bertemu Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (4/5/2023) sore.

"Ya tadi Bapak Presiden menyampaikan bahwa terima kasih PPP sudah melalui proses yang konstitusional sehingga tidak menimbulkan friksi-friksi di dalam pengambilan keputusan itu dan ini sudah berjalan dengan baik. Mengapresiasi," kata Mardiono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Mardiono mengatakan, apresiasi dari Presiden menjadi sebuah energi besar bagi perjalanan bangsa dan negara ke depannya. Menurut dia, partai politik mengambil segala keputusannya dalam suasana yang kondusif.

Sebab, lanjutnya, penyelenggaraan pemilu juga harus dijaga sehingga hasilnya bisa dinikmati oleh masyarakat. "Jangan sampai nanti pemilu yang kita harapkan menjadi pesta rakyat itu justru nanti terdapat suatu apakah pembelahan apakah kemudian saling berhadap-hadapan. Ini kan harus kita jaga untuk menjaga kondusivitas itu sehingga hasil dari pemilihan umum itu nanti dapat dinikmati oleh rakyat untuk perkembangan bangsa dan negara," tegasnya.

Baca Juga


Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler