Raja Salman Undang Assad ke Pertemuan Liga Arab

Hubungan dingin dengan Assad mulai mencair setelah Suriah diguncang gempa besar.

EPA-EFE/SANA
Foto selebaran yang disediakan oleh kantor berita Suriah SANA menunjukkan Presiden Bashar al-Assad (kanan) bertemu dengan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan (kiri), di Damaskus, Suriah, Rabu (18/4/2023). Menurut SANA, kedua pemimpin bertemu untuk membahas hubungan bilateral dan masalah politik internasional dan regional lainnya.
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH –Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz mengundang Presiden Suriah Bashar al Assad untuk menghadriri pertemuan Liga Arab. Menyusul diakuinya kembali Suriah menjadi anggota Liga Arab. Acara ini rencananya berlangsung pada 19 Mei 2023 mendatang. 


Undangan Raja Salman ini, menjadi sinyal kuat isolasi terhadap Assad berakhir. Saudi Press Agency melaporkan, Rabu (10/5/2023) undangan ini diserahkan Dubes Saudi untuk Yordania, Naif bin Bandar Al-Sudairi, dalam pertemuan dengan Assad di Damaskus. 

Al-Sudairi menyampaikan salam Raja Salman dan Putra Mahkota Muhammad bin Salman ke Assad. ‘’Raja dan Putra Mahkota menyampaikan doa agar pemerintah dan rakyat Suriah dalam keadaan aman dan stabililtas terus terwujud di Suriah,’’ katanya.  

Assad juga menyampaikan salam dan apresiasinya kepada Raja dan Putra Mahkota. Sejumlah sumber mengungkapkan kepada Reuters pada April, Assad akan diundang ke pertemuan Liga Arab. Sejumlah negara Arab tetap menuntut aksi nyata Suriah, terutama membasmi perdagangan obat-obatan terlarang dan menjamin keamanan kembalinya para pengungsi.

Pada Ahad (7/5/2023), para menteri luar negeri anggota Liga Arab sepakat mengakui kembali Suriah sebagai anggota. Selama 12 tahun terakhir, keanggotaan Suriah ditangguhkan karena tindakan Assad membungkam kelompok oposisi saat bergulirnya Musim Semi Arab. 

Akibatnya, terjadi perang saudara di Suriah dan hingga banyak bangunan rusak serta hancur. Warga Suriah juga banyak yang menjadi pengungsi dan memutuskan untuk meninggalkan negaranya mencari negara lain yang diyakini aman untuk ditinggali. 

Negara di kawasan, termasuk Saudi, Qatar, dan negara lainnya selama beberapa tahun ini mendukung pasukan oposisi memerangi tentara Suriah yang didukung Iran, Rusia, serta aliansi kelompok para militer yang mereka rekrut. 

Hubungan dingin dengan Assad mulai mencair setelah Suriah diguncang gempa besar Februari lalu. Bulan lalu, menlu Saudi mengunjungi Damaskus.’’Kerajaan Saudi juga akan membuka kembali misi diplomatik di Damaskus,’’ demikian keterangan Kemenlu Saudi, Selasa (9/5/2023).

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler