Tim Pengawas IT OJK dan BI Turut Percepat Pemulihan BSI
OJK minta BSI meningkatkan mitigasi untuk menyikapi potensi gangguan di kemudian hari
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan Dian Ediana Rae memastikan tim pengawas dan pemeriksa IT OJK dan Bank Indonesia (BI) terus melakukan komunikasi dan koordinasi, khususnya untuk percepatan pemulihan layanan Bank Syariah Indonesia (BSI) kepada nasabahnya.
“Saat ini sistem IT BSI sudah hampir seluruhnya berjalan normal,” kata Dian kepada Republika, Jumat (12/5/2023).
Dian menjelaskan, OJK sebelumnya mencermati adanya gangguan layanan pada delivery channel BSI pada 8 Mei 2023. Menyikapi hal tersebut, Dian menuturkan, OJK melakukan langkah-langkah yang diperlukan.
Dia menuturkan, OJK meminta BSI memastikan layanan kepada nasabah tetap dapat berjalan. Selain itu juga mempercepat pemulihan layanan kepada nasabah dengan menyelesaikan sumber gangguan layanan.
“Kami juga meminta BSI meningkatkan mitigasi untuk menyikapi potensi gangguan pada kemudian hari,” ujar Dian.
Dian menegaskan, hal tersebut tidak hanya ditujukan kepada BSI yang saat ini mengalami kendala. Dia mengungkapkan, hal tersebut juga diminta secara umum kepada industri perbankan mengingat potensi gangguan layanan merupakan salah satu tantangan yang dihadapi industri perbankan dalam penggunaan teknologi informasi pada era digital.
Dian memastikan, manajemen BSI sudah menindaklanjuti arahan OJK. Termasuk menyampaikan pemberitahuan kepada nasabah, memastikan keamanan dana nasabah, serta memulihkan layanan di kantor cabang, ATM, mobile banking, dan delivery channel lainnya secara bertahap.
Selanjutnya, BSI meminta masyarakat tetap tenang dan berhati-hati dalam melakukan transaksi. Selain itu, mewaspadai potensi penipuan maupun tindak kejahatan lainnya yang mengatasnamakan suatu bank serta melakukan verifikasi kebenaran informasi yang beredar.
Sebelumnya, BSI menjelaskan penyebab utama kelumpuhan layanan selama empat hari terakhir. Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, telah ditemukannya indikasi adanya serangan siber sehingga perlu melakukan temporary switch off beberapa channel untuk memastikan keamanan sistem.
“Pada dasarnya perlu pembuktian lebih lanjut melalui audit dan digital forensik," katanya dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (11/5/2023).
Hery menyatakan dalam keseluruhan proses yang berlangsung, BSI terus memastikan kepada nasabah dan stakeholders. Khususnya mengenai data dan dana nasabah berada dalam kondisi baik dan aman.