Rusia Bantah Tuduhan Ikut Campur Dalam Pemilu Turki

Rusia membantah tuduhan pemimpin oposisi Turki bahwa Moskow ikut campur dalam Pemilu

EPA-EFE/ERDEM SAHIN
Pendukung Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadiri acara kampanye pemilihannya di Istanbul, Turki, Jumat (12/5/2023). Turki akan mengadakan pemilihan umum pada 14 Mei 2023 dengan sistem dua putaran untuk memilih presidennya, sedangkan pemilihan parlemen akan diadakan secara bersamaan.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Rusia membantah tuduhan pemimpin oposisi Turki bahwa Moskow ikut campur dalam pemilihan presiden negara itu. Penantang utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, Kemal Kilicdaroglu, pada Jumat (12/5/2023) mengatakan, partainya memiliki bukti nyata bahwa Rusia merilis konten hoaks di media sosial menjelang pemungutan suara.

"Kami dengan tegas tidak menerima tuduhan campur tangan dalam pemilu Turki. Kami sangat kecewa dengan pernyataan oposisi di Turki ini," ujar juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov pada Sabtu (13/5/2023).

Peskov mengatakan, Kilicdaroglu tidak  dapat memberikan bukti dugaan campur tangan Rusia dalam Pemilu Turki. Sebelumnya Rusia telah dituduh ikut campur dalam pemilihan asing, termasuk dalam pemilihan Amerika Serikat. Namun tuduhan itu dibantahnya.

Di bawah Erdogan, Turki telah melakukan tindakan penyeimbang diplomatik sejak Rusia menginvasi Ukraina. Ankara menentang sanksi Barat terhadap Rusia dan memiliki hubungan dekat dengan Moskow dan Kiev, yang merupakan negara tetangganya di Laut Hitam. Turki juga telah mengirim drone bersenjata untuk membantu Ukraina.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler