Ikut Rapat IsDB, Bahlil Sayangkan Investasi Negara Islam ke Indonesia Masih Rendah

Bahlil memaparkan arah kebijakan investasi Indonesia.

dok Humas Kementerian Investasi
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia bertemu Menteri Investasi Arab Saudi Khalid A Al Falih di Riyadh, Arab Saudi, Kamis (11/5/2023). Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjadi pembicara kunci dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism and FDIs in Member Countries di Jeddah, Arab Saudi.
Rep: Iit Septyaningsih Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Investasi atau Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjadi pembicara kunci dalam Annual Meetings Islamic Development Bank Group (IsDB) pada sesi The Islamic Corporation for the Insurance of Investment and Export Credit (ICIEC) Outlook on Food Security, Green Economy, Tourism and FDIs in Member Countries di Jeddah, Arab Saudi.

Baca Juga


Dalam kesempatan itu, ia memaparkan arah kebijakan investasi Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Bahlil menuturkan, Indonesia fokus pada hilirisasi yang berorientasi pada energi hijau dan industri hijau. Menurutnya, Indonesia telah melakukan penghentian ekspor di beberapa komoditas bahan mentah seperti nikel.

Kemudian, pada 2023 akan kembali dilakukan untuk timah dan bauksit. Penghentian ekspor bahan mentah ini menjadi wujud komitmen pemerintah Indonesia dalam merealisasikan hilirisasi industri. 

“Kami sekarang lebih fokus melakukan hilirisasi terhadap komoditas sumber daya alam kami. Sebelum dilakukan penghentian ekspor nikel, dulu pendapatan kami hanya 3,3 miliar dolar AS, tapi begitu ekspor nikel disetop dan dilakukan hilirisasi, pendapatan kami dari nikel mencapai 30 miliar dolar AS,” tuturnya dalam keterangan resmi yang dilansir pada Senin (15/5/2023).

Dikatakan, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di antara berbagai negara G20, yakni sebesar 5,31 persen. Sementara, angka inflasinya masih dapat ditekan di bawah enam persen.

Ia menilai, angka pertumbuhan ekonomi ini masih berpeluang terus ditingkatkan, seiring konsistennya dilakukan hilirisasi di Indonesia. Bahlil menyayangkan dari banyaknya investasi yang masuk ke Indonesia, rata-rata investasi yang masuk dari negara Islam selama lima tahun terakhir hanya 5,5 persen dari total penanaman modal asing (PMA) yang masuk ke Tanah Air.

“Terdapat fakta yang kontraproduktif, Bapak dan Ibu sekalian. Di satu sisi, kita berbicara tentang bagaimana kekompakan negara-negara Muslim, tapi di sisi lain sebagai negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia justru dibanjiri investasi bukan dari negara Islam," tutur dia.

Indonesia, lanjutnya, merupakan negara dengan potensi sangat besar. Ke depan, kata Bahlil, Indonesia akan membangun ekosistem baterai mobil listrik di Indonesia. 

Apalagi, sambung dia, sebanyak 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia dan Indonesia terus mendorong hilirisasi menuju negara maju. "Maka saya menawarkan kepada bapak ibu semua agar bisa ikut mengambil bagian dan sampai dengan 2040 menuju Indonesia emas, masterplan desain pengelolaan investasi yang mengarah kepada hilirisasi pada delapan sektor komoditas unggulan yang potensi nilainya mencapai 545,3 miliar dolar AS," jelas Bahlil.

IsDB Group Private Sector Forum merupakan salah satu pilar utama dalam rangkaian kegiatan IsDB Group Annual Meeting yang diselenggarakan untuk menyediakan platform jaringan yang unik bagi para mitra dan pemangku kepentingan terkemuka khususnya dalam sektor privat. IsDB juga menjadi wadah untuk mempromosikan peluang investasi dan perdagangan yang ditawarkan oleh negara-negara anggotanya. 

Realisasi investasi Arab Saudi dalam periode 2018 hingga kurtal I 2023 mencapai 26,5 juta dolar AS. Tidak termasuk investasi pada sektor keuangan dan hulu migas. 

Sektor tersier mendominasi, totalnya senilai 24,78 juta dolar AS atau 94 persen dengan capaian tertinggi oleh sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai 16,93 juta dolar AS atau sebanyak 64 persen dari total nilai investasi Arab Saudi di Indonesia. Provinsi Bali menjadi lokasi utama realisasi investasi Arab Saudi, capaiannya sebesar 10,3 juta dolar AS atau 39 persen, diikuti oleh Jawa Barat, Jawa Timur, Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, dan Kalimantan Timur dalam periode lima tahun terakhir. 

Berdasarkan data Kementerian Perdagangan (Kemendag), produk ekspor utama Indonesia ke Arab Saudi di antaranya mobil atau otomotif, minyak sawit, ikan olahan/diawetkan, saos, dan kayu lapis (plywood). Sedangkan impor utama Indonesia dari Arab Saudi di antaranya minyak bumi, minyak mentah, gas minyak bumi, alkohol asiklik, dan polimer etilena.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler