BPS Sebut Singapura Pasok Impor Terbesar ke Papua April 2023

Posisi kedua dan ketiga ditempati Australia dan Amerika Serikat.

ANTARA/Muhammad Adimaja
Truk kontainer menunggu proses bongkar muat di Pelabuhan Peti Kemas Jayapura, Papua, Jumat (27/8/2021). Badan Pusat Statistik Provinsi Papua mencatat ekspor Papua pada Juli 2021 senilai US$335,90 juta atau menurun sebesar 13,42 persen dibanding bulan sebelumnya yang senilai US$387,99 juta.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua menyatakan Singapura merupakan salah satu dari tujuh negara pemasok barang terbesar ke Bumi Cenderawasih pada April 2023.

Fungsional Statistisi Madya Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua Akhmad Fauzi, di Jayapura, Senin (15/5/2023), mengatakan untuk impor dari tujuh negara utama pada April 2023 tercatat sebesar 22,08 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau menurun sebesar 15,99 persen dibanding Maret 2023 sebesar 26,28 juta dolar AS.

"Ada tiga negara pemasok barang terbesar ke Papua pada April 2023 yakni Singapura senilai 11,15 juta dolar AS atau 50,28 persen. Kemudian Australia senilai 10,61 juta dolar AS atau 47,84 persen, dan Amerika Serikat dengan impor senilai 0,23 juta dolar AS atau 1,05 persen," katanya.

Menurut Akhmad, total nilai impor kumulatif dari tujuh negara utama pada periode Januari-April 2023 sebesar 104,18 juta dolar AS atau lebih rendah 17,44 persen dibandingkan nilainya Januari-April 2022 sebesar 126,19 juta dolar AS.

"Untuk ketujuh negara tersebut, yakni Singapura, Jepang, Tiongkok, Amerika Serikat, Kanada, Australia dan Jerman," ujarnya lagi.

Dia menjelaskan untuk impor Papua pada April 2023 tercatat senilai 22,17 juta dolar AS berupa impor migas senilai 11,15 juta dolar AS dan impor nonmigas senilai 11,02 juta dolar AS.

"Dibandingkan Maret 2023, nilai impor Papua mengalami penurunan sebesar 61,88 persen yang dipengaruhi oleh impor migas dan non migas yang mengalami penurunan sebesar 55,35 persen dan 66,78 persen," katanya pula.

Dia menambahkan untuk komoditas nonmigas yang memiliki nilai impor terbesar berasal dari golongan barang dari besi dan baja (HS70) yang memiliki nilai 2,92 juta dolar AS atau sebesar 31,10 persen dari total nilai impor komoditi non migas utama.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler