Parlemen Rusia Akhiri Perjanjian Senjata dengan NATO

Rusia sebut NATO serigala berbulu domba

AP Photo/Olivier Matthys
Anggota parlemen Rusia menyetujui pengunduran diri Moskow dari Perjanjian Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa (CFE)
Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL - Anggota parlemen Rusia menyetujui pengunduran diri Moskow dari Perjanjian Angkatan Bersenjata Konvensional di Eropa (CFE), kata ketua Majelis Rendah Duma, Selasa (16/5/2023).

"Washington dan Brussels, terobsesi dengan gagasan membangun dunia unipolar, dengan menggerakkan NATO ke timur, menghancurkan sistem keamanan global," kata Vyacheslav Volodin dalam sebuah pesan di Telegram.

Volodin mengatakan bahwa anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menyatakan aliansi itu dibuat hanya untuk tujuan pertahanan pada awal pembentukannya, tetapi blok tersebut adalah "serigala berbulu domba."

"Mereka hanya menyerang dan maju, membawa penderitaan pada orang-orang, menghancurkan negara-negara: Yugoslavia, Afganistan, Libya, Irak, Suriah," kata Volodin, menambahkan bahwa perpindahan senjata dari Washington ke Ukraina "menggoyahkan situasi dunia."

Dia mengklaim bahwa Amerika Serikat (AS) mengambil tindakan tersebut untuk mempertahankan hegemoninya dan ini memicu "malapetaka global."

Sementara itu mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev juga mengomentari keputusan parlemen tersebut, mengatakan bahwa masalah itu kehilangan relevansinya untuk Moskow pada tahun 2007.

Medvedev lebih lanjut mengatakan bahwa sekarang tidak ada yang mencegah Rusia untuk menempatkan senjata "di tempat yang diinginkan" untuk melindungi kepentingan nasionalnya, juga mengatakan Moskow akan "memaksimalkan" produksi senjata, militer, dan peralatan khusus.

Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani keputusan pada Rabu lalu yang mengakhiri perjanjian CFE.

CFE adalah perjanjian kontrol senjata pasca-Perang Dingin yang ditandatangani pada 19 November 1990 di Paris antara dua blok militer, NATO dan Pakta Warsawa, membatasi tank, kendaraan lapis baja, artileri, helikopter, dan pesawat tempur, selain memerintahkan penghancuran persenjataan berlebih.

Pada tahun 1999, sebuah perjanjian CFE yang diperbarui dirancang dan disetujui di Istanbul, Turki, dengan mempertimbangkan realitas baru seperti pembubaran Pakta Warsawa dan perluasan NATO.

Karena negara anggota NATO tidak meratifikasi perjanjian tersebut, Putin menangguhkan partisipasi Rusia dalam perjanjian CFE pada tahun 2007.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler