Korban Tewas Akibat Terjangan Topan Mocha di Myanmar Lampaui 400 Jiwa

Topan Mocha yang menerjang Myanmar menyebabkan lebih dari 400 orang tewas

AP Photo/Al-emrun Garjon
Tentara penjaga pantai mensurvei kerusakan yang disebabkan oleh Topan Mocha di pulau Saint Martin di Coxs Bazar, Bangladesh, Senin, 15 Mei 2023. Mocha sebagian besar menyelamatkan kota Coxs Bazar di Bangladesh, yang awalnya berada di jalur prediksi badai. Pihak berwenang telah mengevakuasi ratusan ribu orang sebelum topan membelok ke timur.
Rep: Kamran Dikarma Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON – Topan Mocha yang menerjang Myanmar akhir pekan lalu menyebabkan lebih dari 400 orang di Negara Bagian Rakhine tewas. Mayoritas etnis Rohingya di Myanmar diketahui tinggal di Rakhine.

Aliansi Nasional Rohingya Arakan (ANRA) mengungkapkan, desa-desa di pesisir ibu kota Rakhine, yakni Sittwe, tergulung oleh terjangan topan Mocha pada Ahad (14/5/2023) lalu. Lebih dari 10 ribu rumah hancur. ANRA menyebut, jumlah korban tewas yang tersebar di desa-desa di Sittwe melampaui 400 orang. Kebanyakan dari mereka adalah Muslim.

“Di Sittwe, sekitar 130 ribu Rohingya telah dikurung di kamp pengungsian, mirip dengan kamp konsentrasi, sejak 2012. Sebagian besar dari mereka belum dievakuasi (ketika topan Mocha menerjang). Satu kamp, yang menampung 380 tempat perlindungan, benar-benar musnah oleh banjir sekitar 30 kaki,” ujar Nay San Lwin, salah satu pendiri Koalisi Pembebasan Rohingya, Rabu (17/5/2023), dikutip Anadolu Agency.

Menurut berbagai sumber, jumlah korban tewas di semua kamp di Sittwe memang diperkirakan lebih dari 400 orang. Namun, karena gangguan layanan seluler dan internet di area tersebut, diperlukan waktu untuk mendapatkan angka pastinya.

Mocha menghancurkan hampir semua rumah, tempat berlindung, sekolah, masjid, biara, klinik, dan semua infrastruktur di Sittwe. Topan tersebut turut melanda kota Ponnagyan, Kyauktaw, Mrauk-U, Myebon, Pauktaw dan Rathedaung. ANRA mengecam junta Myanmar karena dinilai tak melakukan upaya memadai dalam proses penanggulangan bencana.

“Sekarang orang sangat membutuhkan air minum, obat-obatan, tempat berlindung, makanan dan kebutuhan pokok. Kami mendesak komunitas internasional dan LSM untuk membantu mereka. Rezim militer harus mengizinkan semua lembaga bantuan dan pembantu individu akses tanpa hambatan ke setiap orang yang membutuhkan tanpa diskriminasi dalam bentuk apa pun,” kata ANRA.

ASEAN telah menyampaikan belasungkawa kepada Myanmar atas bencana topan Mocha yang melanda negara tersebut. ASEAN menyatakan siap membantu Myanmar menanggulangi dampak bencana.

“Negara anggota ASEAN ingin menyampaikan belasungkawa dan simpati yang tulus kepada rakyat Myanmar atas dampak buruk yang disebabkan topan Mocha. Belasungkawa dan simpati kami juga ditujukan kepada orang-orang di wilayah yang terkena dampak topan,” kata ASEAN dalam sebuah pernyataan yang diunggah di situs resminya pada Senin (15/5/2023).

ASEAN bersolidaritas dengan masyarakat yang terdampak terjangan topan Mocha. “Negara-negara anggota ASEAN siap untuk mendukung upaya penanggulangan bencana dan pengiriman bantuan kemanusiaan dalam bentuk apa pun yang diperlukan, termasuk pengerahan Tim Tanggap dan Penilaian Darurat ASEAN (ERAT) untuk melakukan penilaian cepat, mendukung logistik darurat, serta mengumpulkan informasi di lapangan, sesuai kebutuhan,” ujarnya.

“Guna memastikan tanggapan yang efektif dan tepat waktu, kami mendorong Myanmar mengaktifkan peran sekretaris jenderal sebagai koordinator bantuan kemanusiaan ASEAN untuk mengawasi koordinasi secara keseluruhan, dengan bantuan Pusat Koordinasi Bantuan Kemanusiaan ASEAN (AHA Center) untuk manajemen bencana manajemen,” kata ASEAN menambahkan.

Baca Juga


BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler