CIMB Niaga Catatkan Laba Rp 2,0 Triliun pada Kuartal I 2023
Rasio CASA tercatat sebesar 61,2 persen.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- CIMB Niaga mencatatkan laba sebelum pajak konsolidasian sebesar Rp 2,0 triliun atau naik sebesar 29,5 persen (yoy) pada kuartal I 2022. Earnings per share tercatat Rp 63,42.
Kinerja menggembirakan tersebut didukung penyaluran kredit atau pembiayaan yang meningkat 10,1 persen yoy menjadi Rp 201,1 triliun atau Rp199,6 triliun di luar pembiayaan serta peningkatan kualitas underlying asset. Total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 240,1 triliun dengan rasio CASA sebesar 61,2 persen.
Sejalan dengan hasil tersebut, indikator profitabilitas utama CIMB Niaga, yaitu return on equity (ROE) meningkat menjadi 15,1 persen. Bank mempertahankan posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 21,3 persen dan 82,2 persen.
Dengan total aset konsolidasian per 31 Maret 2023 sebesar Rp347,3 triliun, CIMB Niaga semakin memperkuat posisi sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
“Fondasi yang kokoh tersebut menjadi pijakan yang kuat bagi kami untuk terus memberikan dukungan kepada para nasabah dalam menangkap peluang pertumbuhan pada tahun ini. Kami optimis, roda bisnis dan perekonomian Indonesia akan terus bergerak positif,” kata Head of Commercial Banking CIMB Niaga Widodo Suryadi dalam keterangan, Rabu (17/5/2023).
Ia juga menekankan, CIMB Niaga berkomitmen untuk terus menjadi mitra strategis nasabah dengan mengandalkan ekosistem perbankan bisnis yang komprehensif didukung kemampuan perbankan digital inovatif dan customer experience yang baik. Didukung jaringan yang luas di dalam negeri dan kawasan regional ASEAN sebagai bagian dari CIMB Group, CIMB Niaga siap membantu mewujudkan aspirasi nasabah baik kini maupun pada masa depan.
“Kami senantiasa mendukung nasabah untuk mengembangkan dan mencapai tujuan bisnis hingga ke level berikutnya. Salah satu segmen business banking yang menjadi fokus CIMB Niaga, yaitu commercial banking yang mengelola portfolio kredit dan dana perusahaan-perusaaan menengah atau lebih dikenal sebagai segmen middle market,” kata Widodo.