Israel Kerahkan 2.000 Polisi Amankan Pawai di Yerusalem

Warga Israel menggelar pawai perayaan penaklukan Israel atas Yerusalem Timur.

REUTERS/ Ronen Zvulun
Warga Israel menari dan menyanyi dalam pawai bendera di Gerbang Damaskus Kota Tua Yerusalem, 29 Mei 2022.
Rep: Dwina Agustin Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel mengerahkan lebih dari 2.000 polisi untuk pengamanan pawai melalui jalan raya utama Palestina di Kota Tua Yerusalem pada Kamis (18/5/2023). Pihak berwenang mengatakan, keamanan yang ditingkatkan adalah upaya kuat untuk memastikan pawai berlalu tanpa kekerasan.

Baca Juga


Polisi telah memutuskan untuk mengizinkan ribuan demonstran untuk mengambil rute tradisional melalui Gerbang Damaskus Kota Tua. Padahal kekerasan antara Israel-Palestina meningkat selama setahun terakhir dan pertempuran sengit antara Israel dan Jihad Islam di Gaza pekan lalu.

Ratusan orang Yahudi naik ke situs sensitif Yerusalem yang suci bagi orang Yahudi dan Muslim sebagai bagian dari pawai pada pagi hari. Salah satu menteri Kabinet Israel dari pemerintah sayap kanan negara itu kemungkinan akan hadir. Sementara para pejabat Israel menggambarkan pawai itu sebagai parade.

Menteri Keamanan Nasional Israel dan politikus sayap kanan Itamar Ben-Gvir telah bergabung dalam pawai tersebut dalam beberapa tahun terakhir. Tidak diketahui pasti dia akan bergabung tahun ini yang menandai sebagai menteri Kabinet.

Pejabat polisi senior Yerusalem Yoram Segal sehari sebelum pawai menyatakan, pihak berwenang bertekad untuk mencegah kekerasan kali ini. Petugas dikerahkan ke seluruh wilayah, baik untuk memastikan keamanan maupun untuk bereaksi cepat terhadap potensi kekerasan.

“Kami akan menindak keras siapa pun yang mencoba mengganggu perdamaian,” kata Segal.

Segal mengatakan, masalah masa lalu disebabkan oleh segelintir orang. Namun dia menegaskan, tidak akan ada toleransi untuk hasutan atau kekerasan yang dapat membahayakan orang-orang yang berada di sepanjang rute atau tinggal di sepanjang rute.

Menurut Segal, polisi telah bekerja bersama dengan para pemimpin komunitas Yahudi dan Palestina untuk menjaga perdamaian. Dia juga membenarkan bahwa telah terjadi sejumlah penangkapan terlebih dahulu terhadap orang-orang yang diyakini merencanakan gangguan kekerasan.

Pawai menandai "Hari Yerusalem," yang merayakan penaklukan Israel atas Yerusalem timur dalam perang Timur Tengah 1967. Israel menganggap seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya, tetapi aneksasinya atas sektor timur tidak diakui secara internasional. Palestina mengklaim Yerusalem timur sebagai ibu kota negara masa depan.

Setiap tahun, ribuan nasionalis Israel berpartisipasi dalam pawai, mengibarkan bendera biru dan putih Israel dan menyanyikan lagu. Namun dalam beberapa kasus, pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan anti-Arab saat mereka melewati warga Palestina dan bisnis. Dua tahun lalu, itu membantu memicu perang 11 hari antara Israel dan kelompok Palestina di Gaza.

Hamas mendesak warga Palestina untuk menghadang pawai yang dilakukan tahun ini. Juru bicara presiden Palestina Nabil Abu Rudeineh mengatakan, membiarkan pawai melewati wilayah Palestina di Kota Tua hanya akan meningkatkan ketegangan dan dapat menyebabkan ledakan. 

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler