Konferensi Internasional Riyadh Soroti Sejarah Mata Uang Islam
Para ahli dari seluruh dunia bertemu di Distrik Keuangan Raja Abdullah.
REPUBLIKA.CO.ID,RIYADH — Konferensi Internasional di Riyadh membahas sejarah mata uang Islam. Para ahli dari seluruh dunia bertemu di Distrik Keuangan Raja Abdullah hingga hari Sabtu untuk membahas numismatik, studi dan pengumpulan koin, uang kertas, dan medali.
Dilansir dari Arab News, Sabtu (20/5/2023), pembicara konferensi, Dr. Alain Baron, membahas peran berpengaruh penguasa wanita di zaman kuno dan abad pertengahan dalam sesinya, The Great Queens of Islam.
Dia mencatat keberanian dan kecerdasan mereka yang telah memungkinkan mereka untuk membentuk jalannya sejarah, mengacu pada para pemimpin seperti SHajjar Al-Durr, dan Zubaidah binti Ja'far, ratu pertama di dunia Islam yang membuat koin dengan namanya sendiri.
Baron mendirikan Numismatica Genevensis S.A., di Jenewa, sebuah perusahaan yang telah menjual dan melelang koin dan memecahkan rekor harga sejak tahun 2000.
Baron, yang memperoleh gelar Ph.D. dalam numismatik dari Wina dan Roma dan memiliki pengalaman luas bekerja dengan proyek pemerintah dan museum, mengatakan: "Saya pikir ini akan menjadi kontribusi yang sangat penting dalam menunjukkan betapa pentingnya koin untuk budaya, tidak hanya dunia Arab tetapi dunia pada umumnya."
Pembicara lain, Dr. Ahmed Desouky, seorang profesor di departemen arkeologi Islam Universitas Kairo, berbicara tentang Arabisasi dinar Bizantium.
Dia berkata: "Tahap transisi ke uang Islam Arab murni adalah peristiwa besar yang menempatkan negara Islam pada tingkat yang sama dengan kekuatan dunia pada waktu itu, khususnya negara Bizantium."
Diadakan bertepatan dengan Hari Museum Internasional pada 18 Mei, acara yang diselenggarakan oleh Komisi Museum Saudi, bertujuan untuk melestarikan, mendefinisikan, dan mempromosikan warisan budaya Kerajaan dengan menyoroti pentingnya sejarah koin Islam. Cara untuk memperluas sektor museum melalui penelitian dan pariwisata juga sedang dilihat.
Sumber:
https://www.arabnews.com/node/2306616/saudi-arabia