Penderitaan Anak-Anak Akibat Kemiskinan

Dampak Kemiskinan di Kehidupan Anak-Anak

retizen /Natalia Putri Ariyanti
.
Rep: Natalia Putri Ariyanti Red: Retizen
Sumber : https://kulonprogokab.go.id/v31/detil/5262/pengentasan-kemiskinan-yang-belum-maksimal-di-indonesia

Kemiskinan merupakan bentuk ketidakmampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup. Ketidakmampuan ini dimulai dari kebutuhan dasar yaitu pangan, sandang, dan papan, hingga kesulitan untuk mengakses pendidikan, kesehatan, dan perekonomian yang stabil. Pemerintah sebetulnya sudah memberi bantuan sosial dan program-program untuk menurunkan angka kemiskinan. Namun, bantuan sosial yang diberikan pemerintah tertuju ke sasaran yang salah, masih ada orang mampu yang menerima bantuan sosial tersebut. Hal ini bisa terjadi karena adanya oknum-oknum yang menyalagunakan bantuan sosial dan terjadinya mentalitas miskin pada masyarakat.


Kemiskinan juga disebabkan masyarakat sendiri karena tidak bisa bersaing di lingkungan kerja. Hal ini bisa terjadi karena seseorang tidak memiliki keahlian atau keterampilan, memiliki karakter yang malas, dan bergantung pada bantuan orang lain, sehingga mereka tidak berusaha untuk memperbaiki kehidupannya. Hal tersebut mengakibatkan kemiskinan masih bisa kita rasakan sampai saat ini dan kemiskinan membawa penderitaan di kehidupan masyarakat termasuk anak-anak. Dampak yang dirasakan anak-anak akibat kemiskinan di berbagai aspek sebagai berikut ini:

a. Aspek Psikologi

Sebuah keluarga yang harmonis biasanya bisa dicapai apabila memiliki perekonomian yang baik sehingga bisa memenuhi kebutuhan keluarga. Apabila sebuah keluarga tersebut tidak mampu mewujudkannya, maka bisa menyebabkan konflik, kekerasan, hingga perceraian dalam sebuah keluarga. Hal ini bisa menyebabkan anak-anak trauma, takut, dan tidak bisa menerima kenyataan hidupnya. Anak-anak yang hidup tidak berkecukupan biasanya akan tidak percaya diri pada masa depannya. Hal tersebut bisa menyebabkan anak-anak putus asa dan berjalan ke arah yang salah seperti menjadi anak yang susah diatur perilaku dan tata kramanya, malas sekolah, bertindak memalukan dan kriminal, dan bekerja sebelum waktunya.

b. Aspek Pendidikan

Pendidikan adalah bekal anak-anak untuk mengubah dan mewujudkan masa depan yang mereka inginkan. Masa depan anak-anak yang cemerlang akan mengubah Indonesia menjadi lebih baik lagi. Namun, kemiskinan menghambat anak-anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan cukup. Pendidikan yang layak dan cukup akan sulit diakses apabila anak-anak berasal dari keluarga yang kurang berkecukupan. Padahal banyak dari mereka yang memiliki tekad besar untuk terus bersekolah karena mereka ingin mengubah masa depan mereka dan keluarga. Biaya yang terbatas menyebabkan mereka kesulitan untuk memilih sekolah yang mereka inginkan dan tidak bisa membeli perlengkapan belajar menyebabkan mereka kesulitan mengikuti pembelajaran, hingga mereka bisa putus sekolah atau membagi waktu mereka dengan bekerja demi membantu perekonomian keluarga.

c. Aspek kesehatan

Keluarga yang tidak berkecukupan akan mengalami kesulitan untuk memberikan kehidupan yang layak bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Mulai dari kebutuhan asupan bergizi saat ibu mengandung, mpasi, dan saat anak beranjak besar, serta tidak bisa memberikan lingkungan tempat tinggal yang sehat dan bersih pada anak. Asupan yang kurang bergizi menyebabkan anak mengalami gangguan pertumbuhan seperti berat badan kurang, perawakan yang pendek, bahkan mengalami gagal tumbuh. Lingkungan tempat tinggal yang tidak sehat dan bersih menyebabkan anak bisa terjangkit penyakit seperti disentri, malaria, tuberculosis, asma, kanker paru-paru, gangguan kesehatan jantung, demam tifoid, diare, dan hepatitis A. Apabila anak mereka sakit parah, mereka tidak mampu mengantarkan anaknya berobat ke rumah sakit yang memadai karena tidak adanya biaya, mereka hanya mampu membawa anaknya ke klinik atau membeli obat di warung. Hal ini bisa menyebabkan penyakit anak semakin parah, bahkan anak bisa meninggal karena lamanya penanganan.

Dari pemaparan tersebut menjelaskan bahwa kemiskinan adalah masalah yang harus segera diselesaikan karena menyebabkan berbagai masalah yang menghambat pertumbuhan dan perkembangan anak-anak mulai dari aspek psikologi, pendidikan, dan kesehatan. Mereka harus mendapatkan kehidupan yang layak, bahagia, dan bisa menggapai masa depan yang cemerlang sesuai keinginan mereka. Pemerintah harus memberikan perhatiannya, dengan menciptakan lapangan kerja yang luas, menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dengan cara memberikan pelatihan dan pendidikan yang berkualitas, memberikan kemudahan dan bantuan biaya untuk mengakses pelayanan, mengawasi penyaluran bantuan sosial, pendidikan dan kesehatan, dan mensosialisasikan kepada masyarakat untuk pentingnya menjaga kehidupan anak-anak. Pemerintah tidak harus bekerja sendiri, dari orang tua dan masyarakat harus sadar bahwa anak harus dijamin kehidupannya.

Oleh : Natalia Putri Ariyanti, Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Airlangga.

sumber : https://retizen.id/posts/217141/penderitaan-anak-anak-akibat-kemiskinan
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke retizen@rol.republika.co.id.
Berita Terpopuler