Israel Tuduh Iran Ubah Kapal Komersial Menjadi 'Pangkalan Teror'

Kapal komersial Iran diubah jadi kapal yang bisa meluncurkan rudal dan drone

Morteza Akhoondi/Tasnim News Agency via AP
Kapal cepat Garda Revolusi Iran mengelilingi kapal tanker minyak berbendera Inggris. Israel menuduh Garda Revolusi Iran (IRGC) mengubah kapal komersial menjadi kapal yang dapat meluncurkan rudal, drone dan menjadi kapal komando.
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel menuduh Garda Revolusi Iran (IRGC) mengubah kapal komersial menjadi kapal yang dapat meluncurkan rudal, drone dan menjadi kapal komando. Israel mengatakan tujuan untuk menyebarkan kekuatan angkatan laut Iran di luar Teluk Arab.

Tuduhan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant disampaikan saat ketegangan antara dua negara kembali memanas. Terutama dalam isu nuklir Iran dan dukungan Teheran pada milisi Palestina dan Lebanon.

Gallant menunjukkan foto-foto enam kapal yang diubah kegunaannya, lima diantaranya sudah dinamakan. Pada keamanan Konferensi Herzliya, Gallant mengatakan kapal-kapal itu "pangkalan teror mengambang" dan satu diantaranya berlayar di kearah Teluk Aden.

"Ini mengikuti langsung terorisme maritim Iran yang telah diberlakukan di Teluk Persia dan Laut Arab. Mereka juga sedang memperluas aktivitasnya ke Samudera Hindia, dan kemudian ke Laut Merah dan Laut Tengah," kata Gallant, Selasa (23/5/2023)

Iran belum memberikan respon terhadap tuduhan ini. Dua tahun terakhir Iran dan Israel saling menyalahkan dalam serangkaian serangan terhadap kapal-kapal mereka di Teluk Arab.

Iran tidak hanya terlibat ketegangan maritim dengan Israel tapi juga dengan Amerika Serikat (AS). Pekan lalu juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan militer AS akan memperkuat postur pertahanan di kawasan Teluk setelah Iran menyita dan mengganggu kapal-kapal komersial beberapa bulan terakhir.

AS mengatakan dalam dua tahun terakhir Iran mengganggu, menyerang dan mengintervensi hak-hak navigasi 15 kapal komersial internasional. Juru Bicara Pusat Komando Militer AS yang bermarkas di Florida yang mengawasi pasukan AS di Timur Tengah mengatakan AS akan membahas opsi-opsi dengan mitra-mitranya di kawasan.

"Setiap keputusan mengenai postur kekuatan akan diambil setelah berkonsultasi dengan sekutu-sekutu kami dan akan konsisten dengan kehendak bersama untuk memastikan keamanan dan kebebasan navigasi untuk semua negara," kata juru bicara tersebut.

Keputusan ini diambil setelah Iran menyita kapal tanker kedua dalam satu pekan di perairan Teluk pada awal bulan ini. Departemen Luar Negeri AS meminta kapal tersebut dibebaskan. Penyitaan ini merupakan eskalasi terbaru dalam serangkaian aksi ke kapal-kapal komersial di perairan Teluk sejak 2019.

Pada 3 Mei lalu Angkatan Laut AS mengatakan kapal tanker minyak berbendera Panama, Niovi disita Angkatan Laut Garda Revolusi Iran saat melewati Selat Hormuz. Beberapa hari sebelumnya Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Marshall Island di Teluk Oman.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler