Sudah Ada Wuling dan Hyundai, Akankah BYD Masuk Ekosistem Mobil Listrik Indonesia?

Indonesia dan BYD sudah teken perjanjian kerahasiaan atau non-disclosure agreement.

Reuters
Anggota pers dan masyarakat umum melihat SUV listrik Atto 3 buatan produsen mobil China BYD, di pameran dagang kendaraan listrik Fully Charged Live di Farnborough, Inggris, 28 April 2023.
Red: Lida Puspaningtyas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan berharap bisa segera mengantongi investasi dari produsen mobil listrik asal China, BYD (BuildYourDreams), setelah ditandatanganinya nota kesepahaman dengan pabrikan mobil listrik itu.

"Per hari ini kita punya Wuling dengan Hyundai. Menyusul kita akan dapat mungkin BYD. Kita mungkin harap lagi yang lain karena kita punya semua elemen untuk ini (ekosistem kendaraan listrik)," kata Luhut dalam China (Sichuan)-Indonesia Economic and Trade Conference, di Jakarta, Senin (29/5/2023) malam.

Pada Kamis (25/5/2023) lalu, Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding  (MoU) dengan pabrikan mobil listrik asal China BYD, di Shenzen, China, untuk menjajaki potensi investasi dalam pengembangan mobil listrik.

Penandatanganan MoU dilaksanakan oleh Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin dan General Manager BYD Divisi Penjualan Mobil Asia Pasifik Liu Xueliang. Penandatanganan MoU disaksikan langsung Menko Luhut serta pimpinan dan CEO BYD Wang Chuanfu di kantor pusat BYD di Kota Shenzhen, China.

Ditemui terpisah, Deputi Koordinator Bidang Transportasi dan Infrastruktur Kemenko Marves Rachmat Kaimuddin tidak menjelaskan lebih detail soal kesepakatan yang diteken dengan BYD. Menurut Rachmat, pihaknya telah menandatangani perjanjian kerahasiaan atau non disclosure agreement atau NDA dalam MoU tersebut.

"Kami sudah tanda tangan NDA di MoU. Ditunggu dulu saja, doakan," ujar Rachmat.

Baca Juga


sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler