Anak Sering Makan Bekal dengan Menu Double Carbo Nasi-Mi Instan, Ini Bahayanya

Bagaimana kalau uangnya terbatas untuk menyiapkan bekal sekolah anak?

www.freepik.com
Memasak mi instan. Warganet ramai membahas bekal sekolah anak berupa nasi plus mi instan goreng.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menyiapkan menu bekal yang sehat dan bergizi sangatlah penting bagi tumbuh kembang buah hati. Namun demikian, tak jarang orang tua menyiapkan menu simpel berupa double carbo seperti nasi dan mi goreng, untuk bekal anak di sekolah.

Adakah dampaknya pada kesehatan anak? Dokter spesialis gizi klinis dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, Inge Permadi, mengatakan bahwa menu bekal yang double carbo seperti nasi dan mi instan goreng, berisiko menyebabkan anak kurang gizi, obesitas, hingga hipertensi.

Baca Juga



"Mi instan goreng itu kan mengandung karbohidrat, juga tinggi lemak dan garam. Kalau anak diberikan bekal nasi dan mi instan goreng atau double carbo, takutnya anak menjadi gemuk, kurang gizi, dan ada hipertensi," kata dr Inge saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (31/5/2023).

Menurut dr Inge, mi instan memiliki nilai gizi yang rendah, sehingga tidak disarankan dikonsumsi terlalu sering oleh anak-anak, juga orang dewasa. Jika pun dikonsumsi atau dijadikan bekal, ia menyarankan untuk menambahkan sumber protein ke dalamnya.

"Proteinnya bisa hewani , contohnya ikan, ayam, daging, telur, dan susu. Juga bisa ditambahin protein nabati, seperti kacang-kacangan dan produknya, yaitu tempe dan tahu, jadi kebutuhan gizinya bisa terpenuhi," kata dr Inge.

Dokter Inge juga mengajak orang tua untuk lebih aware akan kesehatan buah hatinya. Realisasinya bisa dilakukan dengan menyiapkan bekal bergizi bagi buah hati.

"Kalau uangnya terbatas, bisa memberikan bekal nasi dan telur, itu lebih baik daripada nasi dan mi instan," kata dr Inge.

Di Twitter, warganet ramai membicarakan double carbo nasi plus mi goreng untuk bekal sekolah anak. Menu yang biasa dijadikan makanan yang dibawa saat anak '90-an pergi berenang itu kini menjadi bekal sehari-hari sebagian anak sekolah.

Obrolan soal bekal nasi dan mi goreng itu dimulai dari cicitan akun @littlevixen_ pada Senin (29/5/2023) lalu. Ia mempertanyakan pengetahuan gizi orang tua yang memberikan menu bekal seperti itu.

"Serius kalau ada orang tua yang ngebekelin anaknya begini, pengetahuan tentang gizi anak dan pertumbuhan ngerti kagak sih?" cicit akun @littlevixen_, dikutip pada Rabu (31/5/2023).



Cicitan itu pun mendapatkan respons yang beragam dari warganet. Sebagian menganggap bisa jadi orang tua tidak punya pilihan karena keterbatasan finansial.

Sebagian lain mencermati pentingnya bersiap menjadi orang tua dengan melek gizi. Orang tua diserukan untuk aktif menambah pengetahuan lewat kader posyandu, konsultasi dengan dokter, dan banyak membaca ataupun menyimak konten edukasi gizi yang bertebaran di media sosial.

"Bukan perkara murah atau gimana sih. ini karbo ketemu karbo astaga. Harusnya kan ditambah tempe goreng apa telur ceplok yang digoreng di wajan (bukan teflon) sampai pinggirannya berkerak enak gitu," kata akun @thirasamvaro.

Ada pula yang mempersoalkan sekolah terlalu pagi. Menurut Ardian Pratama selaku pemilik akun @ardi_tama1, orang tua akan cenderung memilih menu yang cepat, ringkas, dan harganya terjangkau.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler