Mahfud Benarkan Minta Anies Tetap Jadi Capres, Ini Alasannya

Mahfud menginginkan Anies tetap mendapatkan tiket menjadi capres pada 2024.

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Menko Polhukam sekaligus Plt Menkominfo Mahfud MD. Mahfud menginginkan Anies Baswedan tetap bisa menjadi capres di Pilpres 2024. (ilustrasi)
Rep: Nawir Arsyad Akbar, Fauziah Mursid Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD membenarkan, ia telah meminta kepada Denny Indrayana terkait pencapresan Anies Rasyid Baswedan. Hal tersebut juga dimintanya kepada Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Ahmad Syaikhu. 

Baca Juga


"Saya minta, tolong Anies dijaga agar tetap mendapat tiket. Nanti yang dituduh kalau ndak dapat tiket pemerintah," ujar Mahfud di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (5/6/2023). 

"Karena nuduhnya pemerintah terus mengganjal Anies. Saya pesan ke Denny tolong itu dijaga. Jangan sampai dari internalnya nanti yang gagal," katanya. 

Pesan tersebut juga disampaikannya ke Syaikhu, saat presiden PKS itu bersilaturahim ke kediamannya. Sebab, jika satu partai dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan mencabut dukungan, Anies akan sulit untuk maju pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. 

"Anies kalau nanti koalisinya tidak setuju, malah Aniesnya nanti tidak dapat tiket kalau partainya satu keluar," ujar Mahfud.

Sebelumnya, guru besar hukum tata negara, Denny Indrayana, menyampaikan kritik atas sikap Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang ikut cawe-cawe pada Pilpres 2024. Ia melihat, itu dilakukan dalam rangka mengamankan diri setelah lengser.

Denny merasa, target utama Jokowi sebisa mungkin cuma ada dua paslon pada 2024 yang keduanya merupakan 'all president's men'. Karena itu, calon yang diidentifikasi berseberangan sebisa mungkin dieliminasi sejak awal.

Mantan wamenkumham ini mengatakan, setidaknya ada 10 strategi yang dijalankan Jokowi. Salah satunya adalah pimpinan parpol yang tidak sejalan diintervensi. Ia menuturkan, ada satu pergantian ketua umum partai politik yang tidak melalui proses sesuai AD/ART dan setelah dikonfirmasi terkait pula Anies Baswedan.

"Ada satu partai yang saya tanya kepada kader utamanya kenapa pimpinan diganti, jawabannya cukup mengagetkan, pertama ada persoalan domestik yang kedua karena empat kali ketahuan bertemu Anies Baswedan," ujar Denny.

 


Tren elektabilitas Anies

Berdasarkan survei terbaru Indikator Politik Indonesia, elektabilitas Anies Baswedan mengalami tren penurunan baik di simulasi 18 nama, 10 nama, empat nama hingga tiga nama. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu menempati posisi ketiga dan terpaut jauh dari posisi kedua yang ditempati Ganjar Pranowo di kisaran 12-19 persen di berbagai simulasi.

Peneliti Utama Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, penurunan Anies Baswedan disebabkan beberapa faktor salah satunya tingkat kepuasan terhadap Presiden Jokowi dan naiknya elektabilitas Prabowo.

Selama ini, kata Burhanuddin, Anies diframing sebagai capres yang merupakan antitesa dari Presiden Jokowi.

"Jadi Mas Anies ini alami dua tekanan sekaligus, pertama approval rating presiden Jokowi yang terus meningkat dan itu buat posisi Anies tertekan karena diframing sebagai capres yang tawarkan antitesa Jokowi sehingga ketika approval Presiden Jokowi naik. makin sedikit pemilih yang membeli narasi perubahan," ujar Burhanuddin dalam keterangannya, Ahad (4/6/2023).

Kedua, lanjut Burhanuddin, tren melemahnya suara Anies juga bersamaan dengan meningkatnya suara untuk Prabowo Subianto. Menurutnya, mesin kerja Gerindra yang saat ini terus gencar membuat pemilih Prabowo lama yang sempat lari ke Anies kini berbalik ke Prabowo.

"Juga ada penjelasan lain mengapa elektabilitas Mas Anies turun yaitu bersamaan tim Gerindra makin aktif bekerja dan itu membalik basis-basis lama yang sebelumnya sempat lari ke Anies. Contohnya adalah Jawa barat dan Banten," ujarnya.

Burhanuddin mengatakan, saat 2022 Anies berhasil menyalip elektabilitas Anies Baswedan. Namun 2023, perlahan tren Anies melemah 2023 dan kembali disalip Prabowo.

"Kemudian Pak Prabowo 2020 disalip sama Mas Ganjar kembali memyalip Mas Ganjar, terutama dalam beberapa survei terakhir," ujarnya.

Survei Indikator Politik ini dilakukan pada rentang 26-30 Mei 2023 dengan metode telepon secara acak ke 1.230 responden. Margin of error survei diperkirakan 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

 

Ke mana Jokowi berlabuh? - (Republika/berbagai sumber)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler