India Resmi Buka Investigasi Kecelakaan Kereta Api Maut
Temuan awal menunjukkan kegagalan sistem sinyal sebagai kemungkinan penyebab tabrakan
REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Investigasi resmi India atas kecelakaan kereta api paling mematikan dalam lebih dari dua dekade dimulai pada Senin (5/6/2023). Temuan awal menunjukkan kegagalan sistem sinyal sebagai kemungkinan penyebab tabrakan yang menewaskan sedikitnya 275 orang dan melukai 1.200 lainnya.
Bencana tersebut terjadi pada Jumat (2/6/2023) ketika sebuah kereta penumpang menabrak kereta barang yang sedang parkir, hingga keluar rel dan menabrak kereta penumpang lain yang melintas dari arah berlawanan di dekat distrik Balasore, di negara bagian Odisha. Upaya untuk membersihkan dan memperbaiki jalur kereta telah selesai. Jalur itu kembali beroperasi secara normal pada Ahad (4/6/2023) malam.
Rekaman video yang diambil pada Senin pagi kantor berita ANI menunjukkan sebuah kereta melintas perlahan di kompartemen yang tergelincir dan hancur. Sementara pekerjaan perbaikan berlanjut di sisi rel lainnya. Di Kharagpur, di negara bagian Benggala Barat, petugas kereta api dan saksi berkumpul untuk menyerahkan bukti penyelidikan yang dipimpin oleh komisaris keselamatan kereta api untuk lingkar tenggara, AM Chowdhary.
"Beberapa pejabat dan saksi telah bergabung dalam penyelidikan. Saat ini penyelidikan sedang dilakukan," kata seorang pejabat kereta api senior kepada wartawan Reuters, saat petugas memeriksa dokumen yang diserahkan untuk diperiksa.
Dewan Perkeretaapian India telah merekomendasikan agar Biro Investigasi Pusat mengambil alih penyelidikan penyebab bencana tersebut. "Kita harus bergerak menuju normalisasi. Tanggung jawab kita belum berakhir," kata Menteri Perkeretaapian, Ashwini Vaishnaw kepada wartawan.
Investigasi awal menunjukkan Coromandel Express, menuju selatan ke Chennai dari Kolkata. Kereta penumpang ini keluar dari jalur utama dan memasuki jalur melingkar atau jalur samping yang digunakan untuk memarkir kereta, dengan kecepatan 128 kph (80 mph). Coromandel Express menabrak kereta barang yang diparkir di jalur lingkaran. Tabrakan itu menyebabkan mesin dan empat atau lima gerbong pertama Coromandel Express keluar rel, terguling dan menabrak dua gerbong terakhir kereta Yeshwantpur-Howrah yang menuju ke arah berlawanan dengan kecepatan 126 kpj di jalur utama kedua.
Pada Senin, kereta penumpang Coromandel Express tujuan Chennai akan melanjutkan perjalanannya pada pukul 14.50 waktu setempat untuk pertama kalinya setelah kecelakaan. "Kapasitas penumpang hampir 99 persen penuh," kata Kepala Humas Kereta Api Tenggara, Aditya Chaudhary.