Pasukan Turki Tiba di Kosovo

Pasukan Turki akan bergabung dengan misi pasukan perdamaian yang dipimpin NATO.

AP Photo/Bojan Slavkovic
Tentara KFOR menempatkan kawat berduri di depan balai kota di kota Zvecan, Kosovo utara, Rabu, 31 Mei 2023. Turki akan mengirim pasukan ke Kosovo
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, ISTANBUL -- Batalion Komando Turki yang diminta Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) membantu menahan gejolak di Kosovo sudah tiba di negara Balkan itu. Pada Senin (6/6/2023), Kementerian Pertahanan Turki membagikan video yang menunjukkan tentara memakai lambang Pasukan Kosovo (KFOR) berangkat dari Turki dan tiba di Kosovo.

Baca Juga


KFOR merupakan misi pasukan perdamaian yang dipimpin NATO untuk mengatasi perang di Kosovo pada akhir 1990-an. Kekerasan dengan etnik Serbia yang pecah satu pekan lalu mengakibatkan 30 tentara internasional, 11 tentara Italia dan 19 Hungaria dan lebih dari 50 pengunjuk rasa terluka. Para tentara mengalami patah tulang dan luka bakar akibat bom rakitan.

Bentrokan dipicu konfrontasi setelah kandidat etnis Albania yang dinyatakan menang dalam pemilihan daerah di utara Kosovo masuk ke dalam gedung pemerintah daerah tapi dihalangi warga etnis Serbia. Warga etnis Serbia memboikot pemilihan tersebut.

Serbia dan Kosovo sudah berselisih selama bertahun-tahun setelah Belgrade menolak mengakui kemerdekaan Kosovo tahun 2008. Kekerasan di dekat perbatasan menimbulkan kekhawatiran akan memicu kembali konflik 1998-1999 di Kosovo yang menghilangkan lebih dari 10 ribu nyawa dan memicu pembentukan misi penjaga perdamaian KFOR.

Turki, salah satu negara pertama yang mengakui kedaulatan Kosovo dan mempertahankan hubungan dekat dengan negara itu sejak akhir 1990-an. Setelah tentara-tentaranya terluka pekan lalu, NATO mengatakan akan mengirim 700 pasukan tambahan ke utara Kosovo.

NATO mengatakan sekitar 500 personel brigade infrantri mekanik ke-65 Turki akan memperkuat kekuatan aliansi pertahanan itu. NATO menambahkan batalion Turki akan ditempatkan di Kamp Sultan Murat di Prizren, Kosovo dan berada di Kosovo "selama yang dibutuhkan."

"Turki merupakan sekutu yang penting dan bernilai tinggi, memberikan kontribusi penting pada NATO. Termasuk pasukan untuk misi penjaga perdamaian kami di Kosovo, yang mana semakin penting saat ini, ketika ketegangan tinggi. Saya berterimakasih pada Turki mengirimkan pasukan ke utara Kosovo setelah gejolak baru-baru ini," kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg, Ahad (4/6/2023).

Hal ini ia sampaikan setelah bertemu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istanbul akhir pekan lalu.

Pemerintah Kosovo dan perwakilan dari etnis Serbia di negara itu saling bertukar syarat untuk meredakan ketegangan. Perdana Menteri Kosovo Albin Kurti mengatakan pemerintahnya mungkin akan mempertimbangkan pemilihan baru di empat kota di sebelah utara yang mayoritas etnis Serbia tapi kelompok penjahat yang bertanggung jawab atas kekerasan harus hengkang lebih dulu.

Partai orang Serbia di Kosovo, Srpska List Party ,mengatakan akan berpartisipasi dalam pemilihan daerah yang baru. Tapi pemerintah harus menarik mundur pasukan khusus polisi di utara Kosovo dan memproses pembentukan asosiasi komunitas mayoritas Serbia.

Perwakilan Uni Eropa untuk Perundingan Kosovo-Serbia, Miroslav Lajcak tiba di Pristina pada Senin kemarin untuk bertemu pejabat pemerintah dua negara. Saat ini KFOR terdiri dari 3.800 pasukan termasuk 350 tentara Turki. Batalion Komando Turki akan bergabung dalam misi penjaga perdamaian sebagai unit cadangan.

sumber : AP
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler