Pengumuman Cawapres Terlalu Lama Dinilai Penyebab Elektabilitas Anies Terjun Bebas
Pengamat sebut cawapres yang lama diumumkan penyebab elektabilitas Anies turun.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Elektabilitas capres Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, terus merosot. Bahkan, beberapa bulan terakhir, elektabilitas Anies terus tertinggal dari pesaingnya Ganjar Pranowo maupun Prabowo Subianto.
Pengamat politik, Yusak Farchan mengatakan, kondisi itu disebabkan dua penyebab. Pertama dikarenakan memang formasi cawapres dari Anies belum definitif. Walaupun disebut sudah mengerucut, belum ada deklarasi resmi.
"Ini yang menyebabkan Mas Anies relatif tertinggal dibanding dua capres yang lain Pak ganjar dan Pak Prabowo," kata Yusak kepada Republika, Selasa (6/6/2023).
Kedua, ia menerangkan, belum ada narasi terkait perubahan yang mereka usung secara lebih detail lagi seperti apa. Hal ini merupakan tugas dari Koalisi Perubahan untuk menjabarkan narasi itu secara lebih detail.
Sebab, ia mengingatkan, ekspektasi publik berharap ada upaya-upaya korektif kepada pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Apalagi, Koalisi Perubahan untuk Persatuan sejak awal memang ingin mengusung semangat perubahan.
Faktanya, lanjut Yusak, dua kali pilpres karena masa jabatan presiden sudah dibatasi dua periode, yang lazim terjadi ada semangat perubahan. Artinya, memang akan selalu ada semangat ingin mengganti presiden baru.
"Ini yang harus ditangkap teman-teman di Koalisi Perubahan," ujar Yusak.
Dulu, ia mengingatkan, ketika zaman SBY akan berakhir, muncul figur antitesa dari SBY dan menang. Maka itu, Koalisi Perubahan harus sudah masuk ke ranah itu, menerjemahkan narasi-narasi perubahan lebih konkret.
Syaratnya, harus melakukan upaya-upaya korektif atau evaluasi terhadap program-program pemerintahan Jokowi. Walaupun approval rating Jokowi masih tinggi, terutama sektor ekonomi, persoalan lain masih banyak.
Terutama, sektor penegakan hukum yang masih harus dikonsolidasikan lagi agar lebih maksimal. Ia merasa, semakin sering Anies mengambil posisi mengambil ruang melakukan koreksi akan disambut dengan baik masyarakat.
"Karena memang positioning Koalisi Perubahan untuk Persatuan ada di situ, sebagai penantang dua capres yang ada dan secara politik mendapat dukungan dari Presiden Jokowi," kata Dekan Fisip Universitas Sutomo ini.