Arahan Jokowi Jadi Landasan Perumusan Visi Ganjar Sebagai Capres
Jokowi sebelumnya menyebut calon pemimpin ke depan harus punya nyali.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Hasto Kristiyanto menjelaskan bahwa pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada hari pertama rapat kerja nasional (Rakernas) III PDIP menjadi landasan perumusan visi dan misi bakal calon presiden (capres) Ganjar Pranowo. Khususnya dalam menghadirkan keberlanjutan pembangunan pemerintahan Jokowi selama dua periode.
"PDI Perjuangan memastikan bersama dengan Pak Ganjar Pranowo, perhatian dari Presiden Jokowi terhadap arah masa depan, pembangunan IKN itu sangat strategis, dan ternyata menurut Ibu Megawati Soekarnoputri itu berakar kuat dari pemikiran geopolitik Bung Karno," ujar Hasto dalam Rakernas III PDIP hari kedua, Rabu (7/6/2023).
Jokowi juga menaruh perhatian pada hilirisasi industri strategis yang merupakan salah satu jalan Indonesia menjadi negara yang mandiri. Termasuk dalam menghadirkan kedaulatan pangan yang dampaknya akan sangat dirasakan masyarakat.
Perhatian khusus juga disampaikan Jokowi dalam menyambut bonus demografi di Indonesia yang puncaknya terjadi pada 2034. Jelasnya, tahun tersebut adalah momentum emas yang harus dipersiapkan secara baik oleh semua pihak, khususnya pemerintah.
"Sebagai jalan Indonesia berdikari dan juga ditempatkan kebijakan yang sangat penting di dalam visi-misi capres ke depan dari Pak Ganjar Pranowo. Di mana jalan Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri itu fundamentalnya udah dibangun dengan sangat baik oleh Presiden Jokowi," ujar Hasto.
Di samping itu, Jokowi juga mengingatkan pentingnya infrastruktur sebagai bentuk konektografi Indonesia. Semua arahan dari Presiden dua periode itu dipastikannya akan menjadi landasan perumusan visi dan misi Ganjar sebagai capres.
"Arahan Bapak Presiden juga akan menjadi landasan yang sangat penting untuk urusan visi-misi Pak Ganjar Pranowo, sehingga berkesinambungan," ujar Hasto.
Sebelumnya, Ketua DPP PDIP, Puan Maharani mengatakan bahwa elektabilitas bakal calon capres masih sangat dinamis. Termasuk elektabilitas Ganjar dan PDIP di Jawa Barat dan Sumatera Barat.
Puan mengatakan, PDIP akan menyusun strategi pemenangan nasional untuk pemilihan presiden (Pilpres) dan pemilihan legislatif (Pileg) 2024. Di mana di dalamnya strategi untuk dua provinsi tersebut.
Ia memastikan, strategi pemenangan tersebut juga bagian dari upaya mengamankan wilayah yang menjadi lumbung suara PDIP. Termasuk untuk meluaskan suara Ganjar dan PDIP di daerah lain. "Jadi ini memang Rakernas merupakan suatu Rakernas yang sangat strategis menjelang Pemilu tahun 2024," ujar Puan.
Presiden Jokowi pun telah memberikan wejangan kepada bakal capres dari PDIP, Ganjar Pranowo. Satu wejangan yang disampaikannya adalah bahwa pemimpin itu harus punya nyali.
"Kalau pemimpin ke depan, seperti Pak Ganjar Pranowo yang paling penting itu memang nyali itu nomor satu," ujar Jokowi usai pembukaan rapat kerja nasional (Rakernas) III PDIP, di Sekolah Partai PDIP, Jakarta, Selasa (6/6/2023).
Ia sendiri melihat, Gubernur Jawa Tengah itu memiliki nyali dan keberanian tersebut. "Berani itu nomor satu, berani dan punya nyali dan saya lihat Pak Ganjar punya," ujar Jokowi.
Pakar Komunikasi Politik Effendi Gazali menilai sebagian orang masih ingin melihat isyarat dukungan Presiden Jokowi di Pemilihan Presiden 2024. Hal ini mengacu pada temuan survei Indikator Politik Indonesia terkait kepuasan terhadap kinerja Presiden dan juga preferensi pemilih dari kelompok puas terhadap Jokowi mapun pemilih Jokowi-Ma'ruf pada 2019 yang dirilis Ahad (4/6/2023).
Berdasarkan survei, suara pemilih Jokowi-Ma'ruf maupun pihak yang puas terhada Jokowi, terbagi hampir berimbang memilih antara Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
"Pada sisi lain pada kepuasan ke Pak Jokowi maupun hasil pemilu 2019 lalu, kita masih ingin melihat isyarat Pak Jokowi, walaupun tentunya isyarat itu lebih kepada hal-hal yang tidak langsung disampaikan," ujar Effendi dikutip dari Youtube Indikator Politik, Senin (5/6/2023).
Namun demikian, Effendi menilai yang dinantikan para pemilihnya lebih ke isyarat-isyarat tersirat mulai dari cara maupun sikap Jokowi menilai salah satu calon.
"Isyarat-isyarat yang sifatnya senyumnya ataupun ini barangkali tidak mengeluh ketiga ada baliho-baliho (yang menyandingkan dengan Jokow) ini isyarat juga, atau no comment juga isyarat," ujar Effendi.
Sebelumnya, survei Indikator Politik Indonesia melakukan simulasi satu lawan satu atau head-to-head antara bakal capres Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Baswedan. Dengan asumsi tidak ada calon yang menang satu putaran, jika pada putaran dua Anies Baswedan bersaing dengan Ganjar Pranowo, peluang Ganjar unggul sebesar 51 persen dan Anies 34,5 persen.
Kedua, jika Anies melawan Prabowo pada putaran kedua maka peluang Prabowo menang lebih besar dengan 56,8 persen dan Anies Baswedan 26,5 persen.
"Keunggulan Pak Prabowo jauh lebih telak, karena pendukung Pak Jokowi terbelah ke Ganjar itu solid lari ke Pak Prabowo ketimbang ke Anies Baswedan," ujar Burhanuddin dalam rilis survei bertajuk 'Saling Salip Elektabilitas Capres dan Cawapres Jelang 2024' secara virtual, Ahad (4/6/2023).
Burhanuddin melanjutkan, keunggulan Prabowo juga berlanjut jika bacapres dari Partai Gerindra itu head-to-head dengan Ganjar Pranowo. Jika pada survei pada April akhir hingga awal Mei lalu, selisih keunggulan Prabowo sekitar enam persen, jarak di survei terbaru semakin melebar di angka 11 persen.
"Ini keunggulan Pak Prabowo lebih lebar lagi 11 persen dibandingkan Ganjar, dengan asumsi Anies tidak lolos dua putaran. Pemilih Mas Anies cenderung ke Prabowo kalau Anies nggak lolos," ujar Burhanuddin.
Berdasarkan survei Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Prabowo juga diprediksi akan menang telak melawan Ganjar Pranowo jika Anies Baswedan tidak mendapatkan tiket capres di perhelatan Pilpres 2024.
"Kemenangan Prabowo atas Ganjar telak ketika head to head. Selisih kemenangan naik, dari 2,0 persen (pada survei sebelumnya) menjadi selisih 7,2 persen," kata peneliti LSI Denny JA, Ade Mulyana saat merilis survei tersebut di Jakarta pada Senin (5/6/2023).
Dia menjelaskan, Prabowo Subianto unggul sebesar 50,4 persen dukungannya dibanding Ganjar Pranowo yang hanya sebesar 43,2 persen. Menurutnya, elektabilitas Prabowo tinggi karena adanya migrasi pilihan dari Aneis Baswedan ke Prabowo.
"Jika Anies ini gagal maju mendapat tiket capres kita lihat ke mana larinya suara Anies," kata dia.