Jet Tempur Cina-Rusia Puluhan Kali Langgar Zona Identifikasi Pertahanan Korsel
Pekan ini angkatan udara Rusia dan Cina melakukan patroli gabungan di Asia Pasifik.
REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL – Anggota parlemen Korea Selatan (Korsel) Shin Won-sik mengatakan, jet tempur Cina dan Rusia telah puluhan kali melanggar zona identifikasi pertahanan udara negaranya. Mereka melanggar karena tak memberi pemberitahuan saat memasuki zona tersebut atau gagal mematuhi aturan lalu lintas udara Korsel.
“Pesawat militer Cina telah terbang ke KADIZ (South Korea's air defense identification zone) sekitar 70 kali setiap tahun antara 2020 dan 2022 serta 25 kali sepanjang tahun ini,” kata Shin Won-sik, dikutip surat kabar Korsel, JoongAng, Kamis (8/5/2023).
Dia menambahkan, tak hanya Cina, pesawat tempur Rusia pun telah berulang kali melanggar zona identifikasi pertahanan udara Korsel. “Pesawat tempur Rusia menyusup ke zona tersebut 10 hingga 20 kali dalam jangka waktu yang sama (antara 2020 dan 2022) serta dua kali sepanjang tahun ini,” ujar Shin.
KADIZ adalah wilayah udara yang ditunjuk Korsel di luar batas teritorialnya untuk memantau dan mengontrol pesawat yang mendekat. Rusia menolak mengakui legitimasi KADIZ.
Sementara Cina berpendapat bahwa KADIZ bukan merupakan wilayah udara teritorial. Oleh sebab itu Beijing menegaskan semua negara harus memiliki kebebasan bergerak di sekitar wilayah atau zona tersebut.
Pekan ini angkatan udara Rusia dan Cina telah melakukan patroli gabungan di Asia Pasifik. Kedua negara mengerahkan jet tempur dan pesawat pembom strategis dalam kegiatan tersebut. Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengungkapkan, gugus tugas udara gabungan terdiri dari pembom strategis pembawa rudal Tu-95MS Rusia dan pembom strategis Hong-6K Cina. Jet tempur Su-30SM dan Su-35S Rusia serta pesawat tempur Shenyang J-11 milik Cina turut dioperasikan untuk mengawal pesawat pembom kedua negara.
Menurut Kemenhan Rusia, patroli gabungan dilakukan di atas Laut Jepang, Laut Cina Timur, dan Samudra Pasifik barat. “Selama patroli udara bersama, pesawat Rusia melakukan pendaratan dan lepas landas dari lapangan terbang Cina dan jet tempur negara asing mengawal pembom pembawa rudal strategis pada beberapa tahap patroli udara,” ungkap Kemenhan Rusia, Rabu (7/6/2023), dilaporkan kantor berita Rusia, TASS.
Kemenhan Rusia tidak mengungkap siapa yang mereka maksud dengan “negara asing” yang turut terlibat dalam patroli gabungan tersebut. Kemenhan Rusia mengatakan, patroli yang dilakukannya bersama Cina sesuai dengan hukum internasional. “Tidak ada pelanggaran wilayah udara negara asing,” katanya.
Kemenhan Rusia menambahkan, patroli itu tidak ditujukan terhadap negara ketiga mana pun. Kegiatan patroli gabungan Rusia-Cina dilakukan saat ketegangan antara kedua negara dan negara-negara Barat kian meningkat. Beijing secara khusus telah menyuarakan penentangan terhadap upaya pembentukan aliansi militer seperti Organisasi Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di wilayah Asia.