Sembilan Orang Tewas dalam Bentrokan Berdarah di Manipur India

Bentrokan dipicu oleh kesenjangan sektor perekonomian dan pekerjaan.

AP
Bentrok dan kerusuhan di Manipur, India mengakibatkan 60 orang tewas dan ribuan orang mengungsi
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, GUWAHATI -- Sedikitnya sembilan orang tewas dalam bentrokan berdarah terbaru antara anggota kelompok-kelompok etnis yang berseteru di negara bagian Manipur, India timur laut, pada Rabu (14/6/2023). Aparat kepolisian dan pasukan keamanan telah diturunkan untuk mengamankan dan melakukan perburuan atas pelaku bentrokan yang menggunakan senjata ilegal.

Baca Juga


Bentrokan berdarah terjadi kembali, setelah sebelumnya kekerasan pertama meletus pada 3 Mei, antara anggota kelompok etnis Kuki, yang sebagian besar tinggal di perbukitan, dan Meiteis, komunitas dominan di dataran rendah. Kekerasan yang dipicu oleh kebencian dan kecemburuan sosial jadi penyebabnya.

Kekerasan dipicu oleh kebencian atas manfaat ekonomi dan kuota di pekerjaan pemerintah dan pendidikan yang disediakan untuk orang-orang bukit, Etnis Kuki.

Setidaknya 80 orang telah terbunuh dan lebih dari 40,000 orang telah mengungsi di negara bagian di perbatasan Myanmar, dari negara yang diperintah oleh partai BJP, yang juga memenangkan Perdana Menteri Narendra Modi.

K Shivakanta Singh, seorang pejabat senior kepolisian di ibukota negara bagian Imphal, mengatakan kepada para wartawan bahwa baku tembak antara faksi-faksi yang berseteru terjadi pada hari Selasa dan berlangsung selama berjam-jam.

\"Kami mendapat laporan setidaknya sembilan orang tewas dan 10 orang terluka sejauh ini,\" kata Singh. \"Situasinya masih tidak stabil,\" katanya menambahkan. Bala bantuan pasukan keamanan dari negara bagian telah dikirim ke wilayah tersebut dan mereka telah mencari senjata ilegal dan pemiliknya.

Organisasi masyarakat sipil dari komunitas Meitei dan Kuki menolak untuk bergabung dengan komite perdamaian yang dibentuk oleh pemerintah negara bagian untuk menengahi perdamaian.

Pada tanggal 3 Mei, anggota suku-suku perbukitan termasuk Kuki melancarkan protes terhadap kemungkinan perluasan manfaat bagi suku Meitei yang dominan. Jumlah Suku Meitei mencapai setengah dari populasi Manipur, dan telah menikmati banyak manfaat kebijakan pemerintah.

Kebijakan yang memberikan kuota afirmatif, akan membatasi Suku Meitei mendapatkan bagian dalam pendidikan dan pekerjaan di pemerintah, yang nantinya akan banyak diperuntukkan bagi orang Kuki dan suku lainnya.

Manipur berbatasan dengan Myanmar sepanjang hampir 400 km (250 mil) dan kudeta di sana pada tahun 2021 mendorong ribuan pengungsi masuk ke negara bagian India.

Suku Kuki memiliki garis keturunan etnis yang sama dengan komunitas Chin di Myanmar, mayoritas mereka beragama Kristen. Sementara Suku Meiteis yang lebih sama dengan kelompok etnis India pada umunya yang beragama Hindu. Mereka khawatir akan kalah jumlah dengan kedatangan para pengungsi dari suku ini. 

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler