Menlu AS akan Terbang ke Cina untuk Buka Jalur Komunikasi
Selama berada di Beijing, Blinken akan bertemu dengan sejumlah pejabat senior Cina.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, dijadwalkan terbang ke Cina pada 16 Juni mendatang dalam upaya membuka jalur komunikasi antara Washington dan Beijing yang sempat terputus akibat ketegangan yang terjadi dalam beberapa bulan ini.
Selama berada di Beijing, Blinken akan bertemu dengan sejumlah pejabat senior Cina. Di sana, dia akan membahas pentingnya menjaga jalur komunikasi agar tetap terbuka untuk mengelola hubungan AS dan Cina secara bertanggung jawab agar terhindar dari konflik, menurut keterangan Deplu AS dalam situs webnya.
Dia juga akan membahas masalah-masalah bilateral yang menjadi perhatian AS, isu-isu global dan regional, serta peluang kerja sama yang berkaitan dengan berbagai tantangan lintas negara.
Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah Blinken melakukan panggilan telepon dengan Penasihat Negara Cina sekaligus Menteri Luar Negeri Qin Gang pada Selasa malam waktu setempat.
Blinken juga akan terbang ke London untuk menghadiri Konferensi Pemulihan Ukraina. Selama di London, dia akan memobilisasi dukungan internasional dari sektor publik dan swasta untuk membantu Ukraina pulih dari serangan brutal dan berkelanjutan Rusia.
Selama di sana, Blinken juga akan bertemu dengan para mitra dari Inggris, Ukraina, serta mitra dan sekutu lainnya.
Sebelumnya, Cina sempat menolak permintaan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin untuk bertemu langsung dengan rekannya dari Cina Li Shangfu selama forum keamanan tahunan di Singapura pada awal bulan ini.
Beijing juga telah memutuskan saluran komunikasi antarmiliter dengan Amerika Serikat setelah Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengunjungi Taiwan pada Agustus tahun lalu.
Selain gesekan terkait Taiwan, yang dianggap Cina sebagai bagian dari wilayahnya, ketegangan lebih lanjut terjadi awal tahun ini setelah Washington mendeteksi apa yang disebutnya sebagai balon mata-mata Cina yang melintasi area-area sensitif Amerika Serikat.
Insiden tersebut menyebabkan penundaan mendadak atas rencana kunjungan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken ke Beijing pada awal Februari.