Perusahaan Ini Rugi Setelah Produk Terkait LGBTQ+ Diboikot Konsumen

Target salah satu perusahaan AS yang menjadi korban boikot LGBTQ.

AP Photo/David Zalubowski, File
Gerai Target (ilustrasi). Target mengatakan telah menyingkirkan dan mengubah sejumlah produk bertema LGBTQ+ di toko-tokonya di seluruh negeri.
Rep: Lintar Satria Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Boikot anti-transgender jatuhkan perusahaan bir Anheuser-Busch InBev atau AB InBev yang memproduksi Bud Light dari posisi puncak di pasar bir Amerika Serikat (AS). Setelah perusahaan itu berkolaborasi dengan pemengaruh media sosial transgender Dylan Mulvaney.

Dikutip dari Aljazirah, Kamis (15/6/2023) data NielsenIQ menunjukkan penjualan Bud Light dan Budweiser masing-masing turun 24,6 persen dan 9,2 persen selama empat yang berakhir 3 Juni dibanding tahun sebelumnya. Sementara Modelo Especial dari Constellation Brands naik 10,2 persen.

Kontroversi muncul sejak April lalu ketika Mulvaney yang terkenal di TikTok bermitra dengan Bud Light untuk mempromosikan 'Easy Carry Contest' yang menawarkan konsumen hadiah senilai 15 ribu dolar AS untuk mengunggah video yang menunjukkan mereka membawa kaleng bir sebanyak yang mereka bisa. Kerjasama ini diumumkan di Instagram.

Sayap konservatif AS mengecam kerja sama tersebut di media sosial dan menyerukan boikot Bud Light. Penyanyi Kid Rock mengunggah video ia menembak kaleng Bud Light di Instagram. Anggota Kongres AS Marjorie Taylor Greene juga menyerang perusahaan bir tersebut.

Pada bulan Mei lalu CEO AB InBev Michel Doukeris mengatakan masih terlalu dini untuk melihat dampak dari boikot dan komentar kasar anti-transgender di media sosial. Target juga menjadi korban boikot setelah merilis barang-barang bertema LGBTQ. Terjadi konfrontasi antara konsumen dan pegawai dan pelemparan merchandise Pride ke lantai.

Dikutip dari New York Post, sejak boikot anti-LGBTQ itu perusahaan ritel Target kehilangan 9 miliar dolar AS di nilai pasar. Pekan lalu sebelum kontroversi pecah, saham Target ditutup 160,96 dolar AS, dengan kapitalisasi pasar senilai 74,3, miliar dolar AS.

Pada Selasa (13/6/2023) saham perusahaan itu turun 1 persen, diperdagangkan 141,76 dolar AS. Kapitalisasi pasar merosot menjadi 65,3 miliar dolar AS.

Target mengatakan telah menyingkirkan dan mengubah sejumlah produk bertema LGBTQ+ di toko-tokonya di seluruh negeri. Satu bulan sebelum bulan Pride setelah mendapat kritikan keras dari konsumen yang mengkonfrontasi pegawai dan merusak barang-barang pajangan.

"Sejak koleksi diperkenal tahun lalu, kami mengalami ancaman yang berdampak pada rasa aman dan kesejahteraan anggota tim kami saat bekerja," kata Target dalam pernyataannya. 

Baca Juga


Target menyatakan....

 

Target menyatakan, pelanggannya memprotes display produk terkait LGBTQ di sejumlah toko. Dengan marah menghampiri para pekerja Target kemudian mengunggah video ancaman ke media sosial dari dalam toko. 

Di sisi lain, manajemen Target menolak menyebutkan produk apa saja yang telah dipindahkan dari pajangan. Produk-produk yang terkait LGBTQ telah dijual di jaringan toko tersebut sejak awal Mei. Pride Month berlangsung Juni. 

Dalam konfirmasinya, Target memindahkan produk Pride dari bagian depan ke belakang di toko-toko wilayah selatan. Ini dilakukan setelah konfrontasi dari pelanggan. Di antara produk yang diprotes adalah "tuck friendly" baju berjemur bagi transgender. 

Protes lainnya adalah pada pemajangan baju renang anak-anak dengan warga pelangi. Pengamat konservatif, Tomi Lahren menyatakan, Target tampaknya ingin melihat bisnisnya mengalami kerugian seperti yang dialami Bud Light.

Polemik Starbucks

Starbucks terlibat polemik dengan serikat pekerjanya mengenai display Pride terkait LGBTQ+. Para pekerja menuding perusahaan melakukan pelarangan display di unit-unit mereka yang berlokasi di Amerika Serikat (AS). 

Menyusul penarikan produk terkait Pride Month dari supermarket Target karena boikot dari konsumen, juga pengalaman jenama-jemana lain akibat memperoleh respons buruk mempromosikan produk yang berhubungan Pride Month, perayaan LGBTQ+.

 

Starbucks Workers United (SWU) serikat pekerja toko Starbucks AS mengatakan, para manajer di seluruh negeri mengurangi atau memindahkan display selama sebulan perayaan Pride Month oleh para LGBTQ+.

Manajer mengatakan ke karyawan soal isu keamanan saat melakukan pemajangan. ‘’Mereka mencontohkan insiden Target saat pelanggan yang marah menjatuhkan merchandise dan berkonfrontasi dengan pekerja toko,’’ ujar SWU dalam pernyataan mereka, Selasa (13/6/2023).

Tudingan ini ditampik kantor Starbucks. ‘’Tak ada perubahan kebijakan pada isu ini. Kami terus mendorong pimpinan toko untuk merayakan dengan komunitas mereka, termasuk Pride Month pada Juni ini,’’ demikian pernyataan Starbucks yang berpusat di Seatlle ini. 

Starbucks menyatakan selama beberapa dekade memberikan dukungan pada pekerjanya yang termasuk LGBTQ+. Pada Selasa melalui pernyataannya, manajemen perusahaan menyatakan dukungan itu tak berubah. 

Bahkan, manajemen memperpanjang tunjangan kesehatan kepada pasangan yang menikah sesama jenis yang berlaku sejak 1988. Menambah pula kebijakan jaminan kesehatan untuk operasi gender pada 2013. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler