ICRC: Rakyat Suriah Membutuhkan Bantuan Lebih Banyak dari Sebelumnya
Lembaga PBB meminta negara-negara pendonor yang berkumpul di Brussels pekan ini.
REPUBLIKA.CO.ID, BEIRUT -- Kepala Regional Komite Palang Merah Internasional Fabrizio Carboni mengatakan, masyarakat Suriah yang lelah pada perang sangat kesulitan. Sehingga mereka membutuhkan bantuan "lebih banyak" dibandingkan yang mungkin dilakukan saat ini.
Komite Palang Merah Internasional (ICRC) mengatakan kebutuhan kemanusian Suriah saat ini lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Warisan kehancuran perang 12 tahun yang diperburuk krisis ekonomi menjatuhkan pound Suriah dan mendorong hampir seluruh negeri ke bawah garis kemiskinan.
"Saya kira bila kami fokus pada rakyat Suriah, situasi mereka membutuhkan cara yang lebih banyak dari yang mungkin dilakukan hari ini," kata Carboni di Brussels, Belgia, Jumat (16/6/2023).
Lembaga PBB meminta negara-negara pendonor yang berkumpul di Brussels pekan ini. PBB membutuhkan dana 11,1 miliar dolar AS untuk membantu warga Suriah di dalam negeri dan yang mengungsi keluar negeri.
Sebanyak 5 miliar dolar AS dijanjikan dalam bentuk hibah pada tahun 2023 dan 1 miliar dolar AS lainnya pada tahun 2024 dan selanjutnya.
Lebih dari 6 juta warga Suriah mengungsi di dalam negeri dan 5,5 juta pengungsi Suriah tinggal di negara-negara tetangga seperti Turki, Lebanon, Yordania, Irak dan Mesir. Lembaga-lembaga kemanusiaan sudah memangkas bantuan karena masalah pendanaan.
Mulai pekan ini Program Pangan Dunia akan memotong...
Pada pekan ini Program Pangan Dunia mengatakan akan memotong bantuan pangan pada 2,5 juta sampai 5 juta orang di Suriah meski saat ini angka malnutrisi "tertinggi sepanjang masa." Tahun lalu PBB meminta 10,5 miliar dolar tapi hanya mendapat 4,3 miliar dolar pada tahun berikutnya. Hanya setengah dari dana yang dijanjikan.
Pendonor mengumpulkan dana tambahan 1 miliar dolar AS untuk bantuan darurat usai gempa bumi yang menewaskan ribuan warga Suriah bulan Februari lalu. Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa mencabut sementara sanksi-sanksi ke Suriah untuk membantu operasi kemanusiaan. Langkah itu akan habis masa berlakunya pada bulan Agustus mendatang dan Carboni mengatakan kebijakan tersebut perlu diperpanjang.
"Ketika kami memiliki penangguhan sanksi ini, kami jelas dapat melihat perbedaannya saat kami bekerja, lebih cepat, lebih efisien, (dan) lebih murah, artinya ini sesuatu," kata Carboni.
Namun mencoba memberikan bantuan kemanusiaan ke Suriah membuat "frustasi" bila tidak ada solusi politik untuk menyelesaikan krisis berkepanjangan. Krisis bermula penindakan keras Presiden Bashar al Assad pada pengunjuk rasa tahun 2011 lalu yang kemudian berubah menjadi perang saudara atas keterlibatan Rusia, Iran, Turki dan negara-negara lain.
"Pada dasarnya, aksi kemanusiaan tidak menyelesaikan krisis politik, konflik, kekerasan, hanya politik yang dapat melakukannya, kami tahun solusinya adalah solusi politik dan itu sangat amat dibutuhkan," kata Carboni.