Densus 88: Ma'had Al Zaytun Jadi Embrio Kelompok Teror

Ditemukan adanya hubungan Al-Zaytun dengan NII KW 9. 

Antara/Sigid Kurniawan
Pimpinan Yayasan Pendidikan Islam (YPI) Al-Zaytun, Panji Gumilang.
Rep: Andrian Saputra Red: Agus Yulianto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ma'had Al-Zaytun disebut dapat menjadi embrio kelompok teroris karena memiliki relasi yang kuat dengan Negara Islam Indonesia Komandemen Wilayah 9 (NII KW 9). Kasubdit Kontra Radikal Densus 88 Anti Teror Polri, AKBP Budi Novijanto mengatakan, dari penelitian dan pengakuan eks NII KW 9, ditemukan adanya hubungan Al-Zaytun dengan NII KW 9. 

Baca Juga


Dia mengatakan bahwa figur Panji Gumilang sebagai pimpinan Al-Zaytun juga adalah pimpinan NII KW 9. Dia menjelaskan, dalam ajaran yang dipraktikkan NII KW 9 di antaranya adalah memobilisasi dana dengan mengatasnamakan ajaran Islam yang diselewengkan. 

 

Pesantrena Al-Zaytun, di Indramayu, Jawa Barat. - (wiralodra.com)

 

Selain itu, pada ajaran NII KW 9 ditemukan adanya penafsiran ayat-ayat Alquran yang menyimpang serta paham takfiri atau menghukumi kafir kelompok-kelompok di luar NII KW 9.  

Budi mengungkapkan, bahwa NII pernah dipimpin Abdullah Sungkar pada 1993 yang kemudian membentuk Jamaah Islamiyah (JI). Belakangan JI justru membangun afiliasi internasional dengan organisasi militan yang memiliki tujuan global. 

Langkah JI tersebut, menurut Budi, sedikit berbeda dengan NII yang masih kukuh dengan tujuannya pada tingkat nasional. Setelah Abdullah Sungkar meninggal, para pengikutnya berafiliasi dengan kelompok jihad luar negeri dan memilih melakukan teror melawan Amerika Serikat dan sekutunya.

Dalam perjalanannya, anggota-anggota JI yang telah bergabung dengan organisasi militan internasional merekrut aktivis-aktivis NII lainnya yang memiliki pemikiran serupa. 

"Di sini kita lihat bahwa pelaku teror berasal dari akar yang sama yaitu intoleransi. Kemudian juga NII pragmatis atau NII KW 9 itu, tidak menggunakan cara teror yang melaksanakan aksinya seperti disebut tadi (tidak seperti JI)," kata Budi saat mengisi seminar dengan topik Dibalik Polemik Pondok Pesantren Al-Zaytun Indramayu yang diselenggarakan oleh BEM UNUSIA yang juga disiarkan secara langsung melalui kanal YouTube Padasuka TV pada Senin (19/6/2023). 

"Namun yang dilakukan Panji Gumilang adalah menyuburkan perekrutan calon-calon teroris dengan meletakan dasar-dasar militansi serta kebencian kepada NKRI," kata Budi lagi.

Karena itu, Budi mengatakan, Al-Zaytun dapat menjadi embrio kelompok teror apabila tidak ditangani dengan tepat.  "Di sini kami memprediksi bahwa Al-Zaytun dapat menjadi embrio dari pada kelompok teror," ujarnya.

Al Zaytun miliki pola menguasai wilayah ... 

 

Meskipun pada pelaksanaannya, Al Zaytun memiliki pola yang berbeda, tidak melakukan aksi perlawanan. Namun, dia melakukan aksi menguasai wilayah, makanya kalau kita lihat kenapa Al-Zaytun luas wilayahnya, sampai di mana-mana.

"Ini karena memang begitu polanya, dia tidak melakukan aksi seperti kelompok NII yang lain. Tapi, dia akan mencoba menguasai wilayah-wilayah yang ada di Indonesia ini," ungkap Budi. 

Lebih lanjut Budi mengatakan, bahwa orang-orang yang bergabung di Al-Zaytun dapat berpotensi bergabung atau direkrut oleh gerakan atau kelompok-kelompok teror. Karena itu, menurutnya, perlunya segera pengawasan dan penyadaran kepada orang-orang yang bergabung di Al-Zaytun. 

Menurut Budi, bila tidak adanya penyadaran dan pengawasan dikhawatirkan orang-orang tersebut akan membentuk kelompok baru dengan nama berbeda namun memiliki tujuan yang sama.  

Yang pasti akan merongrong kedaulatan NKRI. Karena jelas targetnya untuk membentuk negara Islam. Terus juga berpotensi menghancurkan masa depan kaum muda yang tergabung di pesantren Al Zaytun untuk menjadi anggota NII itu sendiri. 

"Dimana mereka juga akan mengambil pemuda-pemuda lain yang kehilangan pekerjaan, yang terasing dari kehidupan sosialnya," katanya. 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler