Langkah Pertama Sebagai Mualaf, Apa itu?
Menjadi mualaf merupakan jalan mendapatkan hidayah Allah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang Mualaf asal AS Theresa Corbin Berbagi tips langkah pertamanya ketika menjadi mualaf.
Dilansir di About Islam, dia menemukannya dalam buju Mogahed. Namun apa yang ditemukan di antara sampul buku Mogahed tidak lebih dari retorika yang sama dan kata-kata kosong, tetapi pemahaman praktis tentang bagaimana hati bekerja dan bagaimana kita harus menjaganya dan memperlakukannya.
"Saya menyadari proses merebut kembali hati ini seharusnya menjadi hal pertama yang saya lakukan ketika saya masuk Islam,"ujar dia.
Ketika dia mengucapkan syahadat sepertinya ada sejuta hal yang perlu dia pelajari dan lakukan lalu mengubah semuanya sekaligus.
Muncul pertanyaan yang tampaknya seperti bintang-bintang dan dia ingin memulai dengan cara yang benar. Namun melihat ke belakang, dia menyadari hanya ada satu hal yang harus dia fokuskan dalam beberapa hari, pekan, dan bahkan bulan yakni hati sebagai sumber iman.
Pertama, niat
Sebagian besar mualaf sering diberitahu bahwa untuk menjalani cara hidup Islami mereka harus mulai dengan ekspresi lahiriah seperti berpakaian lebih sopan dan atau menumbuhkan janggut. Dan kita harus belajar menjaga kesopanan kita seperti yang Allah perintahkan. Namun seringkali orang (muslim baru dan komunitas) terlalu fokus pada penampilan dan lupa bahwa menata hati harus didahulukan.
Tanpa...Lihat halaman berikutnya >>>
mengetahui dalam hati kita bahwa menyenangkan Allah harus menjadi niat kita, tindakan ini seperti tindakan seseorang yang tidur sambil berjalan dan tidak mengerti apa yang dia lakukan.
Rasulullah (saw) mengatakan:
“Allah tidak melihat bentuk tubuhmu, tidak juga keindahan pakaianmu, tetapi Dia melihat hati dan prestasimu” (Muslim)
Memusatkan hati pada niat perbuatan adalah jalan menuju semua perbuatan ketaatan kepada Allah.
Kedua, motivasi
Di sisi lain dari mata uang yang sama, muslim baru sering diberitahu bahwa menjalankan kehidupan Islami berarti membuang kebiasaan buruk yang tampak jelas dari luar, seperti minum minuman keraa atau berkencan. Kita harus menghentikan kebiasaan buruk dan menjauh dari hal-hal yang menurut Allah berbahaya. Tetapi terlalu sering orang (orang yang baru bertobat dan komunitas) terlalu fokus pada pertunjukan lahiriah untuk menghentikan kebiasaan ini.
Tanpa melekatkan hati pada cinta Allah, tanpa motivasi untuk menghilangkan kebiasaan atau keterikatan yang kita cintai dalam hidup ini akan terasa mustahil. Oleh karena itu, hal pertama yang Nabi (saw) katakan kepada orang-orang Madinah adalah:
“Wahai manusia! Cintailah Allah dengan segenap hatimu atas apa yang Dia berikan kepadamu dari berkah […]l” (At-Tirmidzi)
Memusatkan hati pada cinta Allah adalah jalan menuju motivasi untuk mencari ridha Allah.
Ketiga, Mengisi Hati
Lihat halaman berikutnya >>>
Mengosongkan hati bukan untuk membiarkannya kosong. Saat kita mengosongkannya, kita juga mengisinya dengan cinta Allah. Kita bisa mengisi hati kita dengan kecintaan kepada Allah seperti yang Nabi Muhammad perintahkan kepada penduduk Madinahbdengan mewujudkan nikmat-Nya kepada kita.
Kita dapat melihat ciptaan dan keindahan langit dan bumi untuk menemukan cinta kepada-Nya. Kita dapat berpikir tentang betapa murah hatinya Dia kepada kita dengan menghitung satu perbuatan buruk sebagai satu dan melipatgandakan pahala untuk perbuatan baik. Kita bisa bersyukur atas betapa nikmatnya Dia menjadikan rezeki kita, dan betapa Dia menaruh cinta di hati kita untuk pasangan.
Demikian pula kita dapat dan harus, di atas segalanya, menunjukkan cinta kita kepada Allah dan berusaha menyenangkan Dia. Allah memberi tahu kita bagaimana melakukan ini dalam Al-Qur\'an,
Katakanlah, hai Muhammad, Jika kamu harus mencintai Allah, maka ikutilah aku, maka Allah akan mencintaimu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Ali Imran ayat 31.
Ayat Alquran ini memberi tahu kita dengan tegas bahwa kita dapat menunjukkan cinta kita kepada Allah dengan menaati-Nya sebagaimana Dia telah memerintahkan kita melalui Rasul-Nya. Dengan melakukan ini, Allah akan mencintai kita, senang dengan kita dan mengampuni kita.
Dari sinilah niat dan motivasi berasalmudah untuk mengesampingkan kebiasaan buruk, melakukan perbuatan baik dan ibadah ketika kita melakukannya karena cinta Allah untuk mencari keridhaan-Nya di atas segalanya.
Mengembalikan hati dari keterikatan palsu adalah proses yang harus menjadi tuntunan bagi setiap mualaf sebelum niat apa pun selain menyenangkan Allah menyelinap masuk. Mengembalikan hati dengan cinta Allah sangat penting agar Muslim baru termotivasi untuk melakukan apa yang Allah minta darinya atau dia.
Penting untuk dicatat bahwa menata hati bukan hanya kenyataan yang harus dihadapi oleh para mualaf. Ini adalah dasar dari apa yang membuat setiap muslim menjadi muslim.
Langkah mengosongkan hati ini sangat penting bagi setiap Muslim karena jika kita tidak mengosongkan hati kita, jika kita mencintai uang kita, waktu kita, pasangan kita, jika kita mengisi hati kita dengan cinta ciptaan lebih dari cinta Sang Pencipta, kita hanya akan membuat diri kita sendiri sakit dalam jangka pendek dan panjang.