Pasokan Oksigen di Kapal Selam Titanic Diperkirakan Habis Besok
Pasokan okseigen hanya cukup untuk 4 hari sejak kapal beroperasi pada 18 Juni 2023.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Armada kapal dan pesawat internasional terus ditambah untuk mencari kapal selam yang menjelajahi reruntuhan Titanic di Atlantik Utara. Kapal selam itu hilang saat membawa lima orang ke bangkai kapal Titanic.
Coast Guard Amerika Serikat (AS) mengatakan, pencarian mencakup 10 ribu mil persegi atau 26 ribu kilometer persegi tetapi tidak menemukan tanda-tanda keberadaan kapal selam. Meskipun penyelamat berencana terus mencari, mereka akan kehabisan waktu.
Sebab, jika kapal masih dalam keadaan utuh dan berfungsi, sisa oksigen yang ada sudah kurang dari dua hari. “Ini adalah pencarian yang sangat kompleks dan tim terpadu bekerja sepanjang waktu,” kata Kapten Jamie Frederick dalam konferensi pers, dilansir AP, Rabu (21/6/2023).
Frederick mengatakan, kru akan memiliki sisa oksigen tidak lebih dari 41 jam pada Selasa tengah hari. Artinya, pasokan udaranya bisa habis pada Kamis (22/6/2023) pagi.
Dia mengatakan, robot bawah air telah mulai mencari di sekitar Titanic dan ada dorongan untuk membawa peralatan penyelamat ke tempat kejadian jika kapal selam ditemukan. Tiga pesawat angkut C-17 dari militer AS telah digunakan untuk memindahkan kapal selam komersial dan peralatan pendukung dari Buffalo, New York, ke St. John's, Newfoundland untuk membantu pencarian.
Sementara itu, militer Kanada mengatakan pihaknya menyediakan satu pesawat patroli dan dua kapal permukaan, termasuk satu yang berspesialisasi dalam pengobatan penyelaman. Pihak berwenang melaporkan kapal serat karbon itu terlambat pada Ahad malam, memulai pencarian di perairan sekitar 435 mil (700 kilometer) selatan St John's.
Penasihat Ekspedisi OceanGate David Concannon mengatakan, kapal selam itu memiliki pasokan oksigen selama empat hari ketika mulai melaut sekitar pukul 06.00 pagi pada Ahad (18/6/2023). Wartawan CBS News David Pogue yang melakukan perjalanan ke Titanic dengan kapal Titan pada tahun lalu, mengatakan kendaraan tersebut menggunakan dua sistem komunikasi yakni pesan teks dan ping keselamatan yang dipancarkan setiap 15 menit untuk menunjukkan bahwa kapal selam masih bekerja.
Namun, kedua sistem itu berhenti sekitar satu jam 45 menit setelah kapal beroperasi. “Hanya ada dua hal yang bisa dipahami. Entah mereka kehilangan semua tenaga atau kapal mengalami kerusakan lambung dan langsung meledak. Keduanya sama sekali tidak ada harapan,” kata Pogue.