Sebelum Naik Kapal Selam Titanic, Penumpang Diminta Sepakati Surat 'Pertaruhan Hidup'
Penumpang dikenakan biaya Rp 3,7 miliar agar bisa menjejajahi reruntuhan Titanic.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim pencarian dan penyelamatan global kapal selam wisata Titanic bernama Titan masih berlangsung. Banyak yang merasa ngeri karena ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa kapal selam tersebut berbahaya.
Kapal Ekspedisi OceanGate itu dijadwalkan mencapai dasar laut untuk melihat bangkai kapal Titanic di dasar Samudera Atlantik pada Ahad (18/6/2023). Tapi kemudian kapal selam itu hilang kontak sekitar satu jam 45 menit setelah masuk ke air.
Dua orang warga Pakistan yang berbasis di Inggris, seorang miliarder Inggris, seorang warga Prancis, dan seorang warga Amerika, terjebak di kapal itu setelah mereka membayar hampir Rp 3,7 miliar untuk pengalaman tersebut. Dilansir dari Mirror pada Rabu (21/6/2023), berikut ini merupakan lima tanda yang memberi sinyal bahwa kapal selam OceanGate itu berbahaya:
1. Menandatangani pertaruhan hidup
Terungkap bahwa para pelancong diperingatkan sebelum menaiki kapal selam, bahwa kapal selam itu belum disetujui atau disertifikasi oleh badan pengawas mana pun dan perjalanan itu dapat mengakibatkan kematian. Jurnalis David Pogue bergabung dengan OceanGate dalam ekspedisi ke Atlantik Utara, dan masih menyimpan formulir yang harus dia tanda tangani sebelum melakukan ekspedisi.
“Tertulis 'Itu belum disetujui atau disertifikasi oleh badan pengawas mana pun, dan dapat mengakibatkan cedera fisik, kecacatan, trauma gerak, atau kematian',” kata dia membacakan dengan lantang isi formulir itu.
David mengatakan, dia merasa ketakutan menemukan bagian dalam kapal selam itu mirip dengan ukuran minivan, dan dia mengatakan mereka menggunakan "komponen siap pakai" dan lampu dari Camping World.
Penulis The Simpsons Mike Reiss yang juga melakukan perjalanan itu, mengungkapkan kekhawatiran keamanannya pada saat itu. Ia mengatakan bahwa kapal selam itu beroperasi sangat mendasar dan sederhana.
“Untuk naik kapal yang membawa kita ke Titanic, kita menandatangani surat pernyataan bahwa kita bisa mati dalam perjalanan. Dalam daftar, mereka menyebutkan kematian tiga kali di halaman satu dan itu tidak pernah jauh dari pikiran saya. Saat saya naik kapal selam, (saya pikir) ini bisa menjadi akhir hidup saya,” ucap Reiss mengenang.
Tamu lain pada perjalanan sebelumnya, mengatakan selalu ada masalah yang terus-menerus terjadi termasuk radio padam dan lampu yang berkedip-kedip.
2. Peringatan bahaya ekstrem lima tahun lalu
Pada 2018, OceanGate memecat dan menggugat direktur operasi kelautan mereka, David Lochridge, setelah mereka mengeklaim dia melanggar perjanjian non-disclosure karena mengatakan bahwa penumpang mungkin terancam mati di dalam kapal selam ketika mencapai kedalaman ekstrem.
Menurut gugatan itu, ucapan pedas David kepada pimpinan senior mengatakan ada cacat yang terlihat di lambung serat karbon kapal, cacat umum dalam model skala, bahan yang mudah terbakar di atas kapal, dan dokumen keselamatan utama yang tidak dibagikan dengannya.
“Penumpang yang membayar tidak akan menyadari dan tidak akan diberitahu, tentang desain eksperimental ini, kurangnya pengujian non-destruktif lambung kapal, atau bahan berbahaya yang mudah terbakar digunakan di dalam kapal selam,” kata kuasa hukum Lochridge.
Dokumen tersebut juga menyebut bahwa David yakin perusahaan bisa mengarahkan penumpang ke dalam bahaya ekstrim selama menaiki kapal selam eksperimental itu. David menuduh bahwa dia telah diberhentikan secara tidak sah dan tindakan pemecatan itu ditujukan untuk memastikan keselamatan penumpang di Titan.
3. Pemimpin kapal selam memperingatkan masalah bencana
Hampir 40 pemimpin teratas dari seluruh industri kapal selam menulis kepada Marine Technology Society pada 2018, tentang kekhawatiran masalah bencana yang mereka miliki dengan kapal tersebut. Surat horor itu telah digali oleh New York Times, di mana para eksekutif, ahli kelautan, dan penjelajah, semuanya menandatangani untuk mengatakan bahwa mereka menyatakan perhatian serius dengan perkembangan kapal selam tersebut.
Surat tersebut mengatakan, pemasaran Titan oleh OceanGate sangat minim dan menyesatkan karena mengeklaim bahwa kapal selam itu telah memenuhi atau melampaui standar keselamatan penilaian risiko.
Sengaja menghindari peraturan...>>
4. OceanGate sengaja menghindari peraturan AS
Salah satu penandatangan surat tersebut, Bart Kemper, mengatakan dalam sebuah wawancara bahwa OceanGate secara diam-diam dan sengaja menghindari keharusan untuk mematuhi peraturan AS tertentu, dengan menempatkan kapal di perairan internasional. Seorang profesor sejarah maritim di Universitas Campbell, North Carolina, Salvatore Mercogliano, juga mengatakan kebenaran ini pada New York Times. Titan, yang dimiliki oleh perusahaan AS, dimuat ke kapal Kanada dan kemudian dimasukan ke dalam Atlantik Utara.
Salvatore mengatakan, ini berarti tidak perlu mendaftar ke suatu negara, mengibarkan bendera, atau mengikuti aturan yang berlaku untuk banyak kapal lain. “Ini seperti sebuah perahu di belakang sebuah trailer. Polisi akan memastikan trailer tersebut memenuhi persyaratan untuk berada di jalan, tetapi mereka benar-benar tidak akan melakukan pemeriksaan perahunya,” kata Salvatore kepada surat kabar tersebut.
5. Masalah teknis sebelumnya
OceanGate berhasil melakukan perjalanan yang sama beberapa kali pada 2021 dan meskipun tidak ada kematian, banyak masalah keamanan tercantum dalam gugatan. Seorang pengacara, David Concannon, dan orang yang memutuskan menarik diri pada perjalanan tahun ini di menit terakhir, menulis dokumen gugatan yang diajukan ke Pengadilan Distrik AS untuk Distrik Timur Virginia.
“Pada penyelaman pertama menuju ke Titanic, kapal selam mengalami masalah baterai dan harus dipasang secara manual ke platform pengangkatnya,” tulis dia dalam gugatan tersebut. Dia juga mengatakan kapal selam mengalami kerusakan sedang pada bagian luarnya, dan OceanGate harus membatalkan salah satu misinya agar dapat melakukan perbaikan.