Gaji Wasit Liga 1 Setara Menteri, Ketum PSSI: Kerjanya Harus Lebih Amanah
Berharap wasit yang dinyatakan lolos, mampu menjaga amanah.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum PSSI Erick Thohir fokus memberikan kesejahteraan bagi wasit-wasit Indonesia. Setelah melakukan seleksi ketat dengan bantuan instruktur wasit dari Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA), Erick mengungkapkan besaran gaji yang akan diterima wasit setara dengan menteri. Hal ini dilakukan agar tidak ada lagi wasit yang main mata.
PSSI baru saja merampungkan seleksi wasit dengan bantuan JFA. Seleksi dilakukan melalui tiga tahap tes yakni Fitness Test FIFA Kategori 2, Video Test dan LOTG Test pada 15-16 Juni 2023. Dari seleksi tersebut telah didapatkan 18 wasit Liga 1 dan 24 wasit Liga 2. Erick berharap wasit-wasit yang dinyatakan lolos dapat menjaga amanah dan integritas wasit.
"Saya berharap wasit yang dinyatakan lolos, mampu menjaga amanah yang diberikan, mau menjadi bagian dari yang sama-sama kita inginkan, siap menjalani sumpah, dan berkomitmen penuh agar sepak bola kita dihargai," kata Erick dalam konferensi pers di GBK Arena, Jakarta, Kamis (22/6/2023).
Selain itu, Erick menyebut upah wasit Liga 1 Indonesia akan melebihi pendapatan menteri. Sebelumnya mantan bos Inter Milan itu menjelaskan pihaknya mempunyai target agar wasit-wasit Indonesia minimal mendapatkan jatah tiup atau menangani pertandingan sebanyak 15 kali selama satu musim.
"Jadi seperti kami impikan, dengan kuota seperti ini mereka akan 17 kali meniup peluit. Padahal, target saya 15, seharunya cukup, ya. Kalau mereka alasan tidak cukup terima sampingan, sudah wajar boleh saya hukum, ini sudah diatas kuota rupanya. Liga 2, 14 kali tiup, ya mendekati," kata dia.
Upah wasit di Liga 1 meningkat dua kali lipat sejak PSSI masih dipimpin Mochamad Iriawan. Dari yang tadinya dibayar Rp 5 juta/laga, menjadi Rp 10 juta/laga. Sementara wasit kedua dan ketiga atau hakim garis Rp 7,5 juta/laga. Sementara wasit cadangan dan wasit tambahan (kelima dan keenam, Additional Assistant Referee) adalah Rp 5 juta/laga.
"Jadi kalau sekali tiup (upahnya) titik-titik, berarti lebih tinggi gajinya dari menteri. Menteri Rp 19 (juta) mereka 20 (juta). Alhamdulillah lebih tinggi, selevel menteri, harus bangga," kata Erick.