Diplomat Rusia Terbang ke Cina di Tengah Pemberontakan Wagner

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko terbang ke Beijing

AP Photo
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko terbang ke Beijing untuk berbicara dengan pemerintah Cina soal masalah
Rep: Lintar Satria Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Andrei Rudenko terbang ke Beijing untuk berbicara dengan pemerintah Cina soal masalah "internasional." Kunjungan ini dilakukan saat tentara bayaran Rusia menentang kekuasaan Presiden Vladimir Putin.

Dalam pernyataannya Kementerian Luar Negeri Cina mengatakan Rudenko berbagi pandangan dengan Menteri Luar Negeri Cina Qin Gang dalam pertemuan di Ibukota mengenai hubungan Cina Rusia.

"(Serta) masalah-masalah internasional dan regional yang merupakan keprihatinan bersama," kata Kementerian, Sabtu (24/6/2023).

Tidak diketahui kapan Rudenko tiba di Beijing atau apakah kunjungannya ke Cina bagian dari respon pemberontakan tentara bayaran Wagner. Cina merupakan sekutu dekat dan terkuat Rusia.

Cina belum memberikan komentar terbuka mengenai pemberontakan yang Putin sebut mengancam keberadaan Rusia. Pemimpin negara-negara Barat termasuk Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan memantau perkembangan situasi di Rusia.

"Cina akan mendukung Rusia sementara menekankan tidak mengintervensi urusan internalnya," kata pakar militer Cina dan komentator di televisi, Song Zhongping.

Sebelumnya pendiri Wagner Yevgeny Prigozhin mengatakan "pawai" anak buahnya ke Moskow bertujuan untuk menyingkirkan komandan korup dan tidak kompeten yang menurutnya bersalah atas kegagalan perang di Ukraina. Tapi Prigozhin tidak masuk ke ibukota dengan alasan menghindari pertumpahan darah.

Pemberontakan ini dipantau dengan seksama di media-media Cina tapi tidak ada komentar dari pejabat tinggi. Sementara banyak warga Cina yang mengungkapkan dukungannya pada Putin di media sosial.

"Kalian bisa, Rusia!" tulis warga Cina di unggahan-unggahan di media sosial.

Pada surat kabar Southern Metropolis Daily, Sabtu kemarin Kedutaan Besar Cina di Rusia mengatakan daerah sekitar Moskow relatif tenang.

Media pemerintah Cina, Global Times menulis menggembar-gemborkan "pemberontakan Prigozhin dan menciptakan "ilusi" Rusia memiliki banyak pertentangan internal dan "bangunan sudah ambruk" merupakan serangan terbaru media Barat. Serta percobaan lain untuk merusak persatuan sosial Rusia. Song mengatakan pemberontakan sudah berakhir.

"Prigozhin sadar sulit untuk mencapai hasil yang diinginkan melalui pemberontakan ini," kata Song.

Baca Juga


sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler