Putin Sengaja Munculkan Persaingan di Kalangan Elite Militer dan Wagner

Membiarkan persaingan pasukan keamanan membara adalah gaya Presiden Putin.

Russian Defense Ministry Press Service via AP
Presiden Rusia, Vladimir Putin diyakini mengetahui persaingan antara pemimpin kelompok tentara bayaran Grup Wagner dengan para elite militer Rusia.
Rep: Rizky Jaramaya Red: Esthi Maharani

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin diyakini mengetahui persaingan antara pemimpin kelompok tentara bayaran Grup Wagner dan para elite militer Rusia. Namun, Putin tidak mengambil tindakan. Membiarkan persaingan itu membara adalah gaya Presiden Putin.

Putin telah lama mengizinkan pusat-pusat kekuatan yang bersaing untuk berseteru satu sama lain untuk mendapatkan pengaruh. Putin percaya bahwa itu akan mencegah satu faksi mendapatkan keunggulan yang cukup untuk menantangnya secara langsung.

Seorang profesor ilmu politik di University of California, Los Angeles, Daniel Triestman, mengatakan, sistem yang dibuat oleh Putin mengandung "tripwires" untuk mencegah kudeta. Triestman mencatat bahwa para pejabat militer kurang saling percaya untuk mengatur konspirasi.

Dilaporkan BBC, dalam rezim ini, Menteri Pertahanan Sergei Shoigu diawasi oleh Wagner, sementara tentara bayaran tetap ditakuti oleh militer. Di puncak piramida Putin bertindak master catur yang menggerakkan bidak di sekitar papan dan menjaga keseimbangan dalam sistem.

Sementara itu, pemimpin Grup Wagner Yevgeny Prigozhin selalu berhati-hati untuk tidak mengkritik Putin secara langsung. Namun, sebaliknya Prigozhin mengatakan bahwa kegagalan Rusia sejak invasi pada Februari 2022 adalah karena Putin disesatkan oleh para komandannya.

Putin membiarkan Wagner menyalahkan bawahannya atas kegagalan kampanye militer di Ukraina. Putin diyakini secara pribadi mengkritik Shoigu dan Gerasimov karena lambatnya invasi. Namun, dalam beberapa bulan terakhir, strategi lama Putin tampaknya berantakan.

Prigozhin semakin marah atas kecurigaannya bahwa militer menahan amunisi dari pasukannya saat mereka berusaha menyelesaikan perang di Kota Bakhmut. Bahkan, Prigozhin mulai melontarkan kata-kata kasar yang ditujukan kepada Shoigu dan Gerasimov.

"Shoigu! Gerasimov! Di mana amunisinya? Mereka datang ke sini sebagai sukarelawan dan mati demi Anda yang menggemukkan diri di dalam kantor," kata Prigozhin.

Menurut dokumen intelijen AS yang dibocorkan oleh penerbang Amerika Jack Teixera, Prigozhin dipanggil ke pertemuan dengan Putin dan Shoigu pada 22 Februari. Pemanggilan itu berlangaung pada hari yang sama saat Prigozhin mengunggah video yang menunjukkan kumpulan para jasad tentara Wagner.

"Pertemuan itu hampir pasti menyangkut, setidaknya sebagian, tuduhan publik Prigozhin dan mengakibatkan ketegangan dengan Shoigu," ujar isi salah satu dokumen.

Di Moskow, Shoigu sedang menyelesaikan rencana...

Baca Juga


Di Moskow, Shoigu sedang menyelesaikan rencana yang diharapkan dapat mengurangi pengaruh musuhnya untuk selamanya. Pada 10 Juni dia mengumumkan rencana bahwa formasi pasukan sukarelawan akan diminta untuk menandatangani kontrak langsung dengan Kementerian Pertahanan, mengintegrasikan mereka dengan militer, dan memberi mereka status hukum baru. Rancangan undang-undang (RUU) tersebut memberikan tenggat waktu kepada PMC atau Formasi Relawan hingga 1 Juli untuk mematuhi dan menandatangani kontrak.

Pengumuman Shoigu itu secara luas dipandang sebagai langkah untuk mengurangi pengaruh Prigozhin. Hal ini dengan cepat memicu kemarahan bos tentara bayaran itu.

"Wagner tidak akan menandatangani kontrak apa pun dengan Shoigu. Shoigu tidak bisa mengelola formasi militer dengan baik," ujar Prigozhin.

Kendati demikian, langkah tersebut akan memicu kewaspadaan  Prigozhin. Sebagai operator politik veteran, Shoigu tidak akan bergerak untuk mengambil kendali Wagner tanpa persetujuan dari Presiden Putin. Prigozhin mungkin telah menyadari bahwa presiden akhirnya memutuskan untuk mendukung kepala pertahanannya dan meminggirkan sekutu lamanya.

Sejak itu, Prigozhin mulai merencanakan pemberontakannya, dengan Institut Studi Perang (ISW) yang berbasis di Amerika Serikat. Prigozhin mengatakan, satu-satunya jalan untuk mempertahankan Grup Wagner sebagai kekuatan independen adalah berbaris melawan Kementerian Pertahanan Rusia. Pada Jumat (23/6/2023) pasukan Wagner menduduki Kota Rostov di Rusia. Namun, setelah mendapatkan beberapa tekanan, pasukan Wagner mundur dari kota tersebut menuju ke Belarusia.

Keputusan Prigozhin menghentikan pawai di Moskow kemungkinan akan membuat marah banyak elemen pro-perang garis keras di Rusia. Sementara ISW memperkirakan, banyak personel Wagner kemungkinan besar tidak akan senang dengan potensi penandatanganan kontrak dengan Kementerian Pertahanan.

Sekitar 10 perusahaan militer swasta sekarang beroperasi di Rusia. Shoigu disebut mengendalikan perusahaan militer swastanya sendiri bernama Patriot PMC yang beroperasi di Ukraina dan bersaing langsung dengan Wagner. Kesetiaan kelompok-kelompok ini kepada rezim sekarang harus dipertanyakan dan mungkin melemahkan asumsi bahwa pemerintahan Putin lebih mampu menahan konflik panjang di Ukraina daripada pemerintahan Presiden Volodymyr Zelensky di Kiev.

“Harapan sebagian elite Rusia, termasuk, tampaknya, presiden sendiri, bahwa perang panjang bermanfaat bagi Rusia adalah ilusi yang berbahaya. Perpanjangan perang membawa risiko politik domestik yang sangat besar bagi Federasi Rusia," kata seorang analis di Pusat Analisis Strategi dan Teknologi yang berbasis di Moskow, Ruslan Pukhov.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler