Isi Khutbah Sholat Idul Adha di Masjid Pakualaman Yogyakarta

Ibadah seperti Idul Adha, kurban, dan haji semestinya menyuburkan jiwa ketakwaan.

Republika.co.id/Mgrol149
Para jamaah mengikuti sholat Idul Adha (ilustrasi).
Rep: Silvy Dian Setiawan Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Muhammadiyah sudah melaksanakan shalat Idul Adha pada Rabu (28/6/2023). Termasuk di DIY, yang mana shalat Id digelar di ratusan titik, salah satunya di Halaman Masjid Pakualaman, Kota Yogyakarta.

Baca Juga


Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY, Ikhwan Ahada pun menjadi khatib dalam pelaksanaan shalat Id di Halaman Masjid Pakualaman. Dalam khutbahnya, Ikhwan menekankan terkait beberapa hal, salah satunya meminta agar pemimpin bangsa untuk menegakkan kebenaran.

Ikhwan juga menekankan agar pemimpin bangsa untuk menegakkan kebaikan, kemajuan, dan segala keutamaan untuk kesejahteraan rakyat. "Tanpa pengorbanan dengan jiwa, pikiran, perasaan, dan perbutan yang tulus dan utama dari para elite dan warga bangsa, maka tidak mungkin tercipta kehidupan yang baik dan maju di tubuh bangsa ini dalam bingkai baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur," kata Ikhawan.

Ikhwan juga menyampaikan terkait ibadah-ibadah di Bulan Dzulhijjah dalam menjadikan pribadi yang lebih baik. Ikhwan menuturkan, ibadah yang ditunaikan termasuk salat Idul Adha, berkurban, dan berhaji semestinya dapat menyuburkan jiwa ketakwaan, sekaligus meredam atau bahkan mengendalikan nafsu hayawaniyah.

"Menjaga kebersihan jiwa itu merupakan pendakian ruhaniah yang tidak mudah. Kita selaku muslim kadang bertindak lalai diri. Kalbu dan iman yang semestinya dijaga agar tetap bersih, dalam praktiknya terkontaminasi oleh dosa dan fahsya," ucapnya.

Ia juga menekankan bahwa dengan ibadah juga belum tentu menghapuskan tabiat buruk seseorang. Setelah beribadah pun, katanya, kadang tabiat buruk seperti mudah marah, dendam, dusta, egois, culas, tamak, dan perilaku buruk lainnya masih menodai praktik hidup manusia.

Untuk itu, ia mengajak agar menjadikan ibadah sebagai perisai dalam menghindarkan diri dari perilaku-perilaku buruk, khususnya ibadah di Bulan Dzulhijjah. "Berhaji dan berkurban mengajarkan jiwa ikhlas untuk menyebarkan nilai kebajikan utama dalam hidup setiap muslim. Ikhlas merupakan jiwa tunduk yang total kepada Allah SWT, sehingga melahirkan pribadi yang nirpamrih dalam berbuat kebaikan," jelas Ikhwan.

Selain itu, Ikhwan juga menuturkan bahwa kurban mengajarkan nilai pengorbanan, amal saleh, dan ihsan berdasarkan teladan Nabi Ibrahim AS dan keluarga. "Setiap insan beriman yang memiliki kelebihan rejeki dan akses kehidupan, dia niscaya untuk peduli dan berbagi bagi sesama yang membutuhkan tanpa diskriminasi," ungkapnya.

Ikhwan juga menyatakan bahwa ibadah haji dan kurban juga mengajarkan sifat cinta. Yakni kasih sayang atau welas asih yang jernih terhadap sesama, sebagai perwujudan cinta kepada Allah. "Nabi Ibrahim, Isa, Muhammad, dan para Rasul kekasih Allah mempraktikkan hidup kasih sayang itu terhadap sesama tanpa diskriminasi," katanya.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler