Anies, JIS, dan Kebanggaan yang tak Sempurna

Pemerintah dan PSSI akan mengganti rumput JIS dan memperbaiki akses pintu masuk.

ANTARA/Hafidz Mubarak A
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berpose di dekat trofi sebelum pertandingan Barcelona U-18 melawan Atletico Madrid U-18 pada final International Youth Championship 2021 di Jakarta International Stadium, Jakarta, Selasa (19/4/2022).
Rep: Afrizal/Fauziah/Nawir Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Jakarta International Stadium (JIS) berulangkali digadang-gadang menjadi stadion kebanggaan Jakarta. Anies Baswedan saat peluncuran JIS pada 19 April 2022 menyebut stadion ini adalah satu-satunya yang berpredikat ramah lingkungan. 

Baca Juga


Anies juga pernah membanggakan JIS sebagai stadion beratap tertutup terbesar di Asia. Stadion ini bisa dibuka dan ditutup. Kontruksi rangka utama atap juga terbilang rumit. 

Media Inggris Daily Mail bahkan pernah menulis JIS seperti salah satu stadion yang dibangun untuk era modern.  Namun di luar dari hal positif itu, JIS juga dianggap punya kekurangan. Salah satunya yang disoroti pemerintah bersama PSSI saat ini adalah terkait kondisi rumput dan pintu akses. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengungkapkan rumput di Jakarta International Stadium (JIS) menjadi faktor utama yang menyebabkan JIS belum memenuhi standar FIFA.

Hal itu dikatakan usai peninjauan yang dilakukan bersama oleh PUPR, Menpora Dito Ariotedjo, Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono dan Ketum PSSI Erick Thohir, Selasa (4/7/2023).

Ia mengungkapkan ada beberapa catatan terhadap fasilitas yang ada di JIS termasuk di antaranya akses, kantong parkir hingga rumput yang ada di stadion. Dari hasil peninjauan yang dilakukan bersama ahli, kondisi rumput JIS saat ini tidak memenuhi standar. Sebab itu, rumput akan diganti sebelum JIS diusulkan sebagai salah satu venue Piala Dunia U-17 2023.

"Kondisi rumput sekarang menurut evaluasi ahlinya, yang juga mengevaluasi 22 stadion termasuk yang memasang rumput GBK untuk Asian Games, jelas tidak masuk dalam standar FIFA," kata Basuki kepada awak media, Selasa (4/7/2203).

"Namun ada solusinya. Kita akan ganti semua rumput tersebut," ujarnya menambahkan. 

Senada dengan itu, Chairman Karya Rama Prima (KaerPe), Qamal Mustaqim yang merupakan ahli agronomi stadion mengatakan solusi sementara yang bisa dilakukan adalah dengan mengganti rumput di JIS dengan rumput yang sudah jadi. Ia mengungkapkan, kesalahan penanaman di awal menjadi penyebab rumput tersebut tidak memenuhi standar. 

"Rumput jenisnya japonica, tapi ditanam di karpet sintetis, ini masalahnya. Medianya dangkal jadi akar tidak tembus ke bawah. Rumput itu makhluk hidup butuh sinar dan air. Air tidak terpenuhi karena akarnya dangkal, matahari juga nggak cukup," kata Qamal kepada awak media.

Ia mengungkapkan, salah satu solusi yang bisa ditawarkan adalah dengan memindahkan rumput dari lapangan yang sudah jadi seperti dari lapangan golf. Hal itu, kata dia, juga pernah dilakukan saat mempersiapkan GBK untuk venue Asian Games 2018. 

Menurutnya ini menjadi hal yang paling mungkin dilakukan dalam waktu tiga bulan sebelum Piala Dunia U-17 pada November 2023.

Selain masalah rumput, Stadion berkapasitas 82 ribu penonton tersebut masih minim akses. Hanya ada satu akses masuk ke stadion yang tersedia saat ini dan itu menyulitkan para penonton karena harus memutar untuk bisa masuk ke area stadion.

Ketua Umum PSSI Erick Thohir menargetkan renovasi Jakarta International Stadium (JIS) rampung dalam tiga bulan. Target tersebut mengacu pada jadwal kick off Piala Dunia U-17 pada 10 November 2023. Ia mengaku ingin mengusulkan JIS sebagai salah satu venue dari kejuaraan internasional tersebut. "Target tiga bulan rampung dibereskan JIS," kata Erick kepada awak media, Selasa (4/7/2023).

Erick berharap tidak ada polemik dalam merenovasi JIS. "Kita memperbaiki supaya ini bisa masuik standar FIFA. Itu pun masih dipertanyakan, apa sudah pasti atau tidak, belum tentu. Tapi kita upayakan sesuai pengalaman. Seperti itu tadi, kalau rumput yang existing jelas tidak akan diterima makannya kita ganti," kata Erick.

Picu kontroversi

Meski pemerintah meminta agar masalah pembangunan ini tidak dikaitkan dengan politik, tapi faktanya sulit untuk diterima semua pihak. Apalagi saat ini memasuki tahun politik dan Anies Baswedan menjadi salah satu kandidat dari Koalisi Perubahan yang berseberangan dengan pemerintah. 

 

 


Sekretaris Jenderal Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Habib Aboe Bakar Alhabsyi mengatakan bahwa Jakarta International Stadium (JIS) merupakan proyek besar yang perlu dibanggakan. Jika memang ada kekurangan, sudah sewajarnya untuk dibenahi.

"JIS Adalah satu rangka proyek besar kita yang perlu dibanggakan. Kalau ada kekurangan ya dibenahi saja, tidak sesuai dengan FIFA ya disesuaikan saja," ujar Aboe di Gedung Nusantara II, Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (4/6/2023).

Jangan karena Anies Baswedan dan hal-hal yang bersifat politis, JIS dicarikan kesalahan-kesalahannya. Jika memang ada yang tak sesuai standar, lebih baik langsung diperbaiki saja.

 "Kalau dia ada kesalahan kekurangan bantu saja, itu kan NKRI, gubernur kita juga. Jangan gara-gara politik kesannya jadi buruk," ujar Aboe.

Pengamat Politik dari lembaga Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah mengatakan, ini karena kritik tersebut ditujukan pada simbol politis yang diarahkan pada Anies Baswedan.

Menurutnya, renovasi fasilitas publik termasuk JIS sesuatu yang wajar. Namun demikian, kritik terhadap JIS saat ini sudah meluas ke sejumlah proyek yang dibangun Anies saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

"Kritik itu sah-sah saja, tetapi ketika kritik itu ditujukan pada simbol politis, misalnya diarahkan pada Anies, jelas itu politis. Dan persoalannya, kritik tidak saja soal JIS, tetapi sudah dimulai dari banyak tempat, misalnya soal sumur resapan, jalur khusus sepeda, sehingga nuansa politis itu semakin mengemuka," ujar Dedi dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).

Dedi pun membandingkan kritik terhadap JIS berbeda dengan fasilitas publik lainnya yang juga dianggap tidak memiliki standar internasional. Seperti Sirkuit Mandalika yang di awal-awal masih terdapat kekurangan, terbengkalainya bus Trans Jakarta dan lainnya.

Dia menyampaikan, publik juga melihat ada banyak renovasi stadion yang dilakukan untuk menyambut Piala Dunia U20 2023 beberapa waktu lalu batal tetapi kemudian renovasi itu tidak jadi dipakai. Namun, tidak ada yang mengatakan sia-sia atau melakukan kritik senada terhadap JIS.

"Untuk itu kritik terhadap JIS ini muatan politisnya jauh lebih besar, ada kesan semua mencari muka pada Presiden karena Presiden menunjukkan sikap kurang hormat pada Anies, maka banyak tokoh yang akan mengikuti," ujarnya.

Apalagi menurutnya, kritik terhadap fasilitas yang dibangun Anies saat menjabat Gubernur DKI Jakarta ini dilontarkan oleh kelompok dari lawan politik Anies.

Meskipun masih terdapat kekurangan, Dedi menilai semestinya pemerintah cukup melanjutkan pembangunan fasilitas atau akses yang belum tersedia di JIS. Alih-alih menurut Dedi, meluaskan opini tentang kegagalan pembangunan JIS.

 

 



BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler