Kisah Petugas Haji Saksikan Jamaah Sekarat Ucapkan Laa Ilaaha Illa Allah

Petugas haji akan bekerja lebih berat untuk menangani jamaah haji lansia.

ANTARA FOTO/Wahyu Putro A
Suasana terowongan Muaishim di Mina yang menghubungkan Jamarat dengan kemah jamaah haji.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- "Laa ilaha illallah, Allah, Allah," ujar Umi Musyarrofah di dekat telinga jamaah haji yang nafasnya hampir habis di terowongan al-Muaisim pada Rabu (28/7/2023).

Baca Juga


Terowongan al-Muaisim adalah salah satu jalur dari Mina menuju Jamarat atau tempat jamaah haji melempar jumrah. 

Umi adalah seorang petugas haji, dia menceritakan, ketika sedang dalam perjalanan bersama rombongan jamaah haji menuju tempat melempar jumrah dari Mina ke Jamarat, tiba-tiba ada orang asing yang memanggilnya.

Orang asing yang memanggil Umi ternyata tenaga medis perempuan dari Filipina yang sedang membantu jamaah haji Indonesia yang pingsan. "Help me, help, this is haji Indonesia," kata Umi menirukan teriakan tenaga medis dari Filipina tersebut.

Umi yang bukan tenaga medis segera menginformasikan tentang kondisi jamaah haji Indonesia tersebut dan lokasinya. Namun, tenaga medis dari Filipina mengatakan bahwa jamaah haji tersebut sudah hampir menghembuskan nafas terakhir.

Kepada tenaga medis Filipina, Umi meminta izin untuk mengucapkan kalimat tauhid. Menjelang kepergian jamaah haji tersebut ke hadirat Allah SWT, mulutnya sempat mengikuti kalimat yang dibacakan Umi.

"Allah," kata Umi menceritakan kata terakhir yang diucapkan jamaah haji yang pulang ke hadirat Allah Ta'ala.

Umi mengatakan, Insya Allah, almarhum jamaah haji tersebut husnul khotimah dan dimasukan ke dalam surga oleh Allah SWT. Umi segera menutup mata dan mulut almarhum jamaah haji tersebut.

Saat dalam proses membantu jamaah haji tersebut, aparat keamanan dari Arab Saudi yang berjaga di jalur Mina - Jamarat menyuruh Umi dan tenaga medis segera minggir, agar tidak menghalangi jalan puluhan ribu jamaah haji yang tidak bisa dibendung. 

Aturannya dari otoritas Arab Saudi memang demikian, siapapun tidak boleh berhenti saat melintasi jalur atau terowongan yang menghubungkan Mina-Jamarat. Jika ada yang berhenti dan berkerumun, akan menghambat laju pergerakan puluhan ribu jamaah haji yang melewati jalur tersebut. Sehingga dikhawatirkan terjadi musibah yang lebih besar.

Jamaah haji dari Palestina yang melihat kondisi tersebut segera membantu mengangkat jamaah haji Indonesia yang sedang ditangani oleh tenaga medis Filipina dan Umi. Namun, jamaah haji dari Palestina tersebut setelah membantu, harus segera pergi menyusul rombongannya. Akan tetapi, smartphone miliknya tertinggal.

Tenaga kesehatan Filipina meminta Umi yang bertanggung jawab mengamankan dan mengembalikan smartphone jamaah haji asal Palestina tersebut. Sebab Umi dianggap lebih menguasai bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan jamaah haji dari negara lain yang juga bisa berbahasa Inggris.

 

Setelah tenaga kesehatan dari Indonesia datang mengurus jamaah haji yang wafat tersebut. Umi melanjutkan perjalanan menyusul rombongan jamaah haji yang didampinginya di tempat lempar jumrah.

"Saya segera jalan lagi sambil menemani jamaah haji lansia, suami-istri yang juga sedang berjalan di jalur itu, saya semprot wajah mereka dengan air supaya segar," jelas Umi.

Umi adalah Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bagian konsultan ibadah dari sektor 11, dia sudah terbiasa mengurus jenazah. Umi mengatakan, mengetahui cara memenuhi hak-hak jenazah. Sebelum berangkat untuk melempar jumrah, Umi juga sempat membantu mengurus jenazah jamaah haji Indonesia di Mina.

"Saya di sini sebagai konsultan ibadah, tentu harus tahu ilmu-ilmu mengurus dan memenuhi hak jenazah," kata Umi.

 

Setelah selesai melempar jumrah, singkat cerita, Umi berhasil mengembalikan smartphone milik jamaah haji Palestina tersebut. Umi mendoakan, semoga jamaah haji yang meninggal di Tanah Suci semuanya husnul khotimah dan mendapat balasan surga dari Allah SWT.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler