Ukraina: Bom Kluster akan Semakin Menurunkan Moral Pasukan Rusia

Bom kluster elemen penting dalam serangan balik terhadap Rusia.

AP Photo/Roman Chop
Pemandangan kota Bakhmut, tempat pertempuran terberat dengan pasukan Rusia, wilayah Donetsk, Ukraina, Rabu (15/3/2023).
Red: Ferry kisihandi

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV – Ukraina menyambut hangat rencana paket bantaun bom kluster dari AS dalam perang melawan Rusia. Penggunaan bom kluster, menurut pejabat senior Ukraina,  diyakini memiliki dampak psyco-emotional sangat besar bagi pasukan Rusia.


Penasihat politik presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak mengungkapkan, tak diragukan lagi, pengiriman tambahan jumlah bom kluster ke Ukraina merupakan sumbangan signifikan untuk mempercepat negara ini dari pendudukan. 

‘’Terutama jika kita berbicara tentang  bom kluster, tak diragukan lagi ini akan mampu memiliki dampak psycho-emotional luar biasa pada pasukan Rusia yang sudah mengalami demoralisasi,’’kata Podolyak, Jumat (7/7/2023). 

Menurut dia, menurunnya daya tempur dan moral tentara Rusia akan semakin menurun dengan penggunaan bom kluster. Ukraina, jelas dia, membutuhkan lebih banyak amunisi,’’Kami berterima kasih, mitra kami memahami kenyataan keras dari perang ini.’’

Penggunaan bom kluster ini memang ditentang oleh berbagai kelompok pembela HAM karena dampaknya bagi warga sipil. Namun bagi Ukraina, bom kluster merupakan elemen baru yang sangat penting dalam serangan balik terhadap Rusia. 

Ketika diluncurkan, bom kluster akan merilis bom-bom berukurkan lebih kecil (bomblet) dalam jumlah banyak, menyasar area yang sangat luas. Dengan kemampuan senjata ini, memberikan ancaman besar bagi warga sipil karena bisa terkena bom tersebut saat masa perang. 

Tak hanya itu, setelah perang berakhir, ancaman juga mengintai warga sipil karena bom-bom kecil yang dirilis saat peneyarangan bom kluster ada yang tak berhasil meledak. Bisa saja kemudian meledak beberapa saat setelah masa perang. 

AS terakhir kali.....

AS terakhir kali menggunakan bom kluster saat perang di Irak, pada 2003. Mereka memutuskan tak menggunakan kembali saat konflik berubah medannya, yaitu ke lingkungan urban yang padat dihuni oleh warga sipil.

Tiga pejabat AS mengungkapkan, paket bantuan senjata termasuk bom kluster yang ditembakkan dari meriam Howitzer 155 milimeter untuk Ukraina, kemungkinan diumumkan pada Jumat (7/7/2023) waktu setempat. 

Menurut Times, yang mengutip sumber yang tahu banyak isu ini, sejumlah pembantu Presiden Joe Biden termasuk Menlu Antony Blinken, merekomendasikan agar AS mengirimkan senjata ke Ukraina dalam pertemuan pejabat keamanan nasional pekan lalu.

Human Rights Watch (HRW) mengkritik Ukraina dan Rusia atas penggunaan bom kluster dalam konflik di antara mereka. Rusia dinilai secara luas menggunakan bom kluster yang menyebabkan kematian banyak warga sipil juga luka serius. 

Sedangkan Ukraina, menggunakan senjata kluster ini dalam serangan yang menargetkan Izyum, kota yang diduduki Rusia, pada 2022. Serangan ini menyebabkan delapan warga sipil tewas dan menyebabkan 15 orang lainnya terluka. 

Namun, Ukraina menyanggah, tak pernah menggunakan bom kluster untuk menyerang kota tersebut atau wilayah di sekitarnya. ‘’Bom kluster digunakan Rusia dan Ukraina menewaskan warga sipil,’’ kata pejabat direktur senjata HRW, Mary Wareham. 

Kedua belah pihak, kata dia, mestinya segera menyetop penggunaan bom kluster dan tak berupaya menggunakan senjata lain yang bisa menyasar sembarang orang. Namun, hal ini diabaikan oleh pimpinan di pemerintahan Ukraina.

sumber : Reuters
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler