Soal Riwayat Kegagalan PSG di Liga Champions, Mbappe Tunjuk Hidung Petinggi Klub

Pernyataan Mbappe bakal memperkeruh hubungannya dengan petinggi PSG.

AP
Bintang Paris Saint-Germain (PSG) Kylian Mbappe.
Rep: Reja Irfa Widodo Red: Endro Yuwanto

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Paris Saint-Germain (PSG) terbukti begitu perkasa kala tampil di kompetisi domestik, terutama pasca-peralihan kepemilikan klub ke Qatar Investment Group pada 2011. Namun, di pentas Liga Champions, PSG layaknya macan ompong dan kerap gagal mengukir prestasi.

Dalam 11 musim terakhir, termasuk musim ini, PSG sukses menyabet sembilan kali gelar juara Ligue 1 Prancis. Torehan ini termasuk keberhasilan mempertahankan titel Ligue 1 pada musim ini. Bahkan, dari 11 musim terakhir, PSG tercatat mampu menyapu bersih raihan gelar juara di tiga kompetisi sepak bola Prancis dalam empat musim.

Kendati begitu, cerita berbeda ditorehkan PSG kala tampil di level lebih tinggi, tepatnya di pentas Liga Champions. Tampil di partai final musim 2019/2020 menjadi prestasi terbaik Les Parissiens di kompetisi paling elit antar klub Eropa tersebut.

Kehadiran sederet pemain bintang, mulai dari Marco Veratti, Mauro Icardi, Zlatan Ibrahimovic, Edinson Cavani, Neymar, Kylian Mbappe, Angel di Maria, Sergio Ramos, hingga Lionel Messi, tidak menjamin kesukesan PSG di pentas Liga Champions. Pada musim ini, PSG harus rela mengakhiri langkah di babak 16 besar.

Menghadapi Bayern Muenchen, PSG menyerah dengan agregat, 0-3. Penyerang PSG, Kylian Mbappe, pun akhirnya angkat bicara soal riwayat kegagalan Les Parissiens di pentas Liga Champions. Penyerang berusia 24 tahun itu menegaskan, bukan tugasnya untuk mencari tahu penyebab kegagalan PSG tersebut.

''Saya tidak tahu, apa yang hilang dari klub ini soal itu (kegagalan di Liga Champions, termasuk pada musim ini). Rasanya, pertanyaan itu tidak tepat ditujukan kepada saya. Sebagai pemain, kami melakukan apa yang kami bisa semaksimal mungkin,'' tutur Mbappe seperti dikutip 90Min, Sabtu (8/7/2023).

Penyerang asal Prancis itu kemudian menyebut, manajemen klub yang seharusnya lebih tahu dan memiliki solusi untuk mengatasi kegagalan tersebut. Dengan kata lain, Mbappe menilai, kurang tepatnya keputusan dan kebijakan para petinggi dan manajemen PSG, termasuk dalam membangun tim, menjadi salah satu penyebab kegagalan tersebut.

''Anda harus berbicara dengan orang-orang yang berada di atas (jajaran petinggi dan manajemen klub). Mereka yang membentuk tim, mengorganisasi tim, dan membangun tim ini. Sementara saya hanya berusaha untuk bisa tampil semaksimal mungkin,'' ujar Mbappe.

Baca Juga


Mantan penyerang AS Monaco itu lantas membeberkan catatan penampilannya sejak pertama kali berseragam PSG pada 2017, termasuk saat semusim datang sebagai pemain pinjaman dari AS Monaco. Dalam 260 pertandingan di semua ajang bersama PSG, Mbappe telah mengemas 212 gol dan 98 assist. Mbappe pun sudah mencatatkan diri sebagai top skorer sepanjang masa PSG.

Belum lagi dengan keberhasilan Mbappe menyabet titel pencetak gol terbanyak Ligue 1 dalam lima musim terakhir secara beruntun, termasuk pada musim ini.

Secara khusus, Mbappe telah mengemas 41 gol dari 43 penampilan di semua ajang pada musim ini, termasuk tujuh gol di pentas Liga Champions. Ini menjadi kontribusi maksimal buat Mbappe buat PSG pada musim ini.

''Di Liga Champions, sayangnya, saya sempat mengalami cedera di leg pertama babak 16 besar. Saya kembali tampil di leg kedua, tapi kami sudah tidak berdaya. Namun, bisa dibilang, di fase grup, saya menjadi pemain paling menentukan buat tim ini,'' ujar pemain yang mempersembahkan titel Piala Dunia 2018 buat Prancis tersebut.

Terlepas dari semua kontribusi dan performa maksimal yang telah diberikan pemain, Mbappe mengakui, kesuksesan sebuah tim tidak hanya ditentukan oleh aspek tersebut.

''Mungkin, saya masih bisa tampil lebih baik, tapi tidak ada keajaiban. Terkadang, Anda menghadapi apa yang disebut atap gelas yang tebal. Karena itu, pertanyaan lebih tepat ditujukan pada orang-orang atas (petinggi klub),'' kata Mbappe.

Pernyataan bernada kritik ini rasanya bakal memperkeruh hubungan Mbappe dengan petinggi PSG. Sebelumnya, Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi, mengaku kecewa dengan pernyataan Mbappe yang enggan memperpanjang kontrak. Dengan begitu, Mbappe bisa hengkang dari PSG dengan status free transfer saat kontraknya habis pada akhir musim depan.

Sikap ini kabarnya tidak terlepas dari keinginan Mbappe untuk merapat ke Real Madrid dengan status free transfer. PSG pun dikabarkan siap melepas Mbappe pada jendela transfer musim ini dengan nilai transfer dikabarkan mencapai 150 juta euro agar skenario itu tidak terjadi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler