Studi Baru Ungkap Kecukupan Vitamin K Bisa Lindungi dari Diabetes

Dalam penelitian, peserta dengan asupan vitamin K berisiko rendah terkena diabetes.

www.freepik.com
Sebuah studi baru di Kanada menemukan adanya sebuah proses seluler yang memungkinkan vitamin K melindungi seseorang dari diabetes.
Rep: Shelbi Asrianti Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebuah studi baru di Kanada menemukan adanya sebuah proses seluler yang memungkinkan vitamin K melindungi seseorang dari diabetes. Penemuan ini membuka cara baru untuk mengobati dan mencegah diabetes yang mengimbas 415 juta orang di seluruh dunia.

Baca Juga


Vitamin K membantu dengan gamma-karboksilasi, salah satu proses biokimia yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan sel tubuh. Proses yang mengubah satu zat menjadi zat lain untuk berbagai fungsi dalam itu menghasilkan protein yang digunakan dalam pembentukan tulang dan pembekuan darah.

Para peneliti tidak yakin apa peran gamma-karboksilasi lainnya dalam tubuh, tetapi mereka tahu bahwa itu semua membutuhkan vitamin K. Para periset juga tahu bahwa enzim yang memfasilitasi proses ini hadir dalam jumlah yang lebih besar dalam sel beta pankreas.

Ini adalah sel yang memproduksi insulin, yang merupakan hormon vital yang membantu mengeluarkan glukosa dari darah dan masuk ke sel dan jaringan di mana tubuh dapat menggunakannya untuk energi. Sementara, diabetes muncul ketika sel beta tidak cukup atau sel beta tidak lagi memproduksi cukup insulin.

Para peneliti di Montreal Clinical Research Institute di Kanada menemukan protein baru yang disebut ERGP. Protein itu membutuhkan vitamin K yang telah melalui gamma-karboksilasi agar dapat bekerja dan sangat penting bagi penderita diabetes.

"Studi kami menunjukkan bahwa protein ini memainkan peran penting dalam mempertahankan kadar fisiologis kalsium dalam sel beta untuk mencegah gangguan sekresi insulin,” kata salah satu peneliti, Julie Lacombe, dikutip dari laman The Epoch Times, Ahad (9/7/2023).

Studi yang dipimpin profesor kedokteran Mathieu Ferron itu didasarkan pada penelitian sebelumnya, yang mengungkap hubungan antara kekurangan vitamin K dengan perkembangan diabetes. Meskipun, mekanisme yang mendasarinya belum jelas.

Menurut studi terdahulu, peserta yang mendapat banyak vitamin K dari makanan memiliki risiko 20 persen lebih rendah terkena diabetes tipe dua. Meskipun, peneliti di studi silam itu tidak menyebut vitamin K sebagai alasan penurunan risiko perkembangan diabetes tipe dua.

 

Temuan lantas dikembangkan oleh periset di Kanada mengenai pentingnya asupan vitamin K dalam melindungi dari risiko diabetes. Vitamin K adalah vitamin yang larut dalam lemak dan punya dua bentuk biologis aktif.

Ada vitamin K1 (phylloquinone), yang ditemukan dalam makanan nabati seperti sayuran berdaun hijau. Sementara, K2 (menaquinone), ditemukan dalam daging, keju, telur, makanan fermentasi, dan mikrobioma usus.

Vitamin K sangat penting untuk beberapa fungsi dalam tubuh, seperti pembekuan darah, pembentukan tulang, dan kesehatan jantung. Selain itu, vitamin K membantu mengontrol jumlah kalsium yang digunakan untuk memperkuat tulang sekaligus membatasi berapa banyak yang menumpuk di arteri.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa vitamin K juga memiliki sifat antikanker dan bertindak sebagai antioksidan. Asupan vitamin K harian yang direkomendasikan adalah 120 mikrogram setiap hari untuk pria dan 90 mikrogram setiap hari untuk perempuan.

Makanan kaya vitamin K antara lain kacang kedelai, lobak, sawi, brokoli, wortel, labu, bayam, kubis, delima, kacang mete, hati sapi, serta dada dan hati ayam. Begitu juga kuning telur, keju, mentega, dan kol. Mendapatkan cukup vitamin K dari makanan tentunya jauh lebih lezat daripada harus mengonsumsi suplemen.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler