Jamaah Haji Baru Tiba di Madinah Diminta Perhatikan 5 Hal Ini

Selama delapan hari di Madinah, jamaah haji akan lebih banyak jalan kaki.

Agung Sasongko/Republika
Jamaah haji kuota tambahan dari kloter 96 embarkasi Solo atau SOC 96 dengan 280 penumpang tiba di Hotel Gloria Fayrouz Al Massi (Syimaliyah), Selasa pukul 04.00 waktu Arab Saudi (WAS). Total sudah ada sembilan kelompok terbang (kloter) jamaah haji kuota tambahan yang telah tiba melalui Bandara Amir Mohammad bin Abul Aziz (AMAA) Madinah sejak 16 Juni 2023. Dijadwalkan masih ada tiga kloter lagi sehingga total kloter tambahan di Madinah mencapai 13 kloter.
Rep: Agung Sasongko Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sebanyak 100 ribun jamaah haji Indonesia dari 295 kloter secara bertahap akan diberangkatkan dari Makkah ke Madinah. Data Sihdu/Siskohat Kemenag per Sabtu (8/7/2023) mengonfirmasi setidaknya ada 20 kloter tahap pertama jamaah gelombang II dijadwalkan tiba di Madinah pukul 13.00 WAS.  

Selama delapan hari di Madinah, jamaah haji akan lebih banyak jalan kaki karena tidak ada layanan bus shalawat seperti di Makkah. Untuk itu, Republika.co.id berbagi tip kepada jamaah selama berada di Madinah.

Baca Juga


Tips Jamaah Haji Selama Berada di Madinah

1. Hapalkan nama dan lokasi pemondokan (hotel)

Begitu sampai di pemondokan (hotel), jamaah haji bisa langsung meminta kartu nama hotel dan mencatat nama hotelnya. Catat, bila perlu memfoto nama hotel di bagian depan gedung tersebut.

Jamaah juga bisa memastikan men-tag nama hotel di peta digital yang ada di telepon seluler masing-masing. Dari peta digital ini juga bisa dilihat, bangunan apa saja yang berada di sekitar hotel.

Tak lupa, dalam peta digital tadi, lihat juga arah, rute serta jarak tempuh hotel ke masjidil haram, baik bila dengan berjalan kaki atau dengan mobil. Mengenal dengan baik nama hotel dan letaknya, di tengah bangunan yang hampir serupa akan menjadi kunci jamaah haji tak tersesat ketika menuju atau pulang dari Masjid Nabawi.

2. Kenali pintu masuk masjid dengan baik

Catat atau foto gerbang masuk Masjid Nabawi. Gerbang masuk ini ditandai dengan penomoran angka yang tertempel pada bagian dinding masjid. Jangan lupa sebelumnya untuk foto gerbang utama masuk masjid yang persis di depan hotel atau area yang dikenali.

3. Temui petugas haji saat ada kendala

Jamaah haji dari Indonesia dianggap paling beruntung mengingat banyaknya petugas dan pendamping haji yang disediakan untuk membantu jamaah. Para petugas di panitia penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bekerja selama 24 jam di masjid di Masjid Nabawi, bahkan sejak dari hotel tempat jamaah haji menginap dan di titik-titik tertentu pada rute-rute yang jamaah haji lalui.

Jadi bagi jamaah haji yang memiliki kendala, seperti lupa jalan kembali ke hotel, atau tertinggal dengan rombongan, pastikan bisa menemukan petugas haji Indonesia dan mintalah pertolongan mereka. Petugas haji ini mudah dikenali kerena mereka mengenakan seragam lengkap dan rompi dengan tulisan "Petugas Haji Indonesia Tahun 2023".

Apabila diantara jamaah haji juga mengalami kendala, seperti hilang barang, bingung mencari hotel dan lainnya, bisa segera temui petugas dan melaporkannya. Para petugas ini nanti dengan sigap akan membantu menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

Tips selanjutnya...

4. Kalau ragu dan tidak menguasai situasi dan kondisi, jangan pergi sendirian

Bagi jamaah haji, disarankan pergi berombongan atau berkelompok akan lebih aman. Karena sejatinya, pergi sendirian memiiki potensi tersasar lebih tinggi. Apalagi bagi jamaah haji yang berkategori lansia.

Pertama akan saling mengingatkan rute yang telah dilewati. Kedua, bisa tenang secara psikologis, karena walau tersasar ada yang menemani.

Jamaah yang berkelompok tidak akan mudah jatuh pada kepanikan atau stres. Dengan adanya beberapa orang, mereka lebih mudah mencari solusi bersama.

5. Selalu membawa serta alas kaki

Alas kaki atau sandal perlu mendapat perhatian khusus jamaah haji saat masuk ke masjid. Ini terkadang menjadi sumber kepanikan ketika jamaah hanya menaruh di rak yang ada di dekat pintu masuk masjid.

Begitu jamaah haji keluar masjid, ia tak perlu lagi mencari dimana posisi sandalnya berada. Ini juga sekaligus mengantisipasi bila ternyata pintu keluar dari masjid berbeda dengan pintu ketika masuk.

Beberapa kejadian, karena jamaah tidak menemukan sandalnya, ia terpaksa keluar masjid tanpa alas kaki. Bila dipaksakan, apalagi untuk berjalan kaki menuju hotel yang agak jauh, kaki jamaah bisa terluka atau melepuh. Apalagi ketika kejadiannya di siang hari yang panas.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler