Pengguna Menurun, Pesona ChatGPT Berkurang?
Penurunan jumlah pengguna ChatGPT terjadi untuk pertama kalinya pada Juni.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA---Teknologi kecerdasan buatan (AI) tampaknya mulai kehilangan pesonanya. ChatGPT, chatbot AI yang populer, dilaporkan mengalami penurunan yang signifikan dalam jumlah pengguna.
Sebuah laporan terbaru dari The Washington Post menunjukkan bahwa penurunan jumlah pengguna untuk pertama kalinya pada Juni, dengan penurunan hampir 10 persen pada lalu lintas seluler dan desktop ke situs web bot secara global. Pengunduhan aplikasi iPhone bot juga mengalami penurunan. Alasan pasti dari penurunan drastis dalam keterlibatan pengguna ini masih belum jelas, tetapi ada beberapa teori.
Mengandalkan analisis dari Similarweb, laporan ini mengungkap bahwa setelah peluncuran bot pada November, terjadi lonjakan lalu lintas web dan pertumbuhan keterlibatan yang cepat. Namun, mulai Maret, tingkat pertumbuhan mulai melambat, dan pada Mei, mengalami kemerosotan.
Selain itu, keterlibatan pengguna per kunjungan ke situs web ChatGPT terus menurun, menunjukkan bahwa orang-orang yang mengunjungi situs tersebut menghabiskan lebih sedikit waktu di sana. Laporan tersebut juga menyoroti bahwa chatbot AI populer lainnya, Character.AI, juga mengalami penurunan tingkat keterlibatan pada bulan Juni.
Alasan di balik penurunan ini tidak pasti, tetapi Similarweb menunjukkan bahwa kebaruan AI mungkin telah memudar. Orang-orang mungkin tidak lagi menganggapnya menarik atau membuat penasaran seperti sebelumnya, demikian seperti dilansir dari India Today, Selasa (11/7/2023).
Washington Post berspekulasi bahwa faktor lain yang mungkin adalah pelajar, yang telah menggunakan aplikasi ini untuk menyontek dalam studi mereka, sedang berlibur musim panas. Hal ini dapat berkontribusi pada penurunan keterlibatan secara keseluruhan selama periode tersebut.
Salah satu penjelasan yang mungkin untuk penurunan keterlibatan pengguna adalah kecenderungan AI untuk menghasilkan informasi yang aneh atau menyesatkan, yang mungkin menyebabkan frustasi di antara para pengguna.
Selain itu, implikasi hukum seputar konten yang dihasilkan AI bisa jadi tidak jelas, menciptakan rasa ketidakpastian dan kehati-hatian di antara pengguna. Masuk akal juga jika orang menjadi kurang tertarik untuk berbicara dengan komputer dan lebih memilih bentuk interaksi yang lebih tradisional.