Taliban Hentikan Kegiatan Terkait Swedia di Afghanistan Usai Aksi Pembakaran Alquran

Swedia tidak lagi memiliki kedutaan besar di Kabul sejak Taliban berkuasa kembali.

wikipedia
Bendera Swedia. Pemerintah Taliban pada Selasa (11/7/2023), menghentikan semua kegiatan yang terkait dengan pemerintah atau lembaga swasta Swedia di Afghanistan.
Rep: Amri Amrullah Red: Nidia Zuraya

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Taliban pada Selasa (11/7/2023) menghentikan semua kegiatan yang terkait pemerintah atau lembaga swasta Swedia di Afghanistan. Penghentian aktivitas semua kegiatan Swedia di Afganistan ini setelah aksi pembakaran Alquran yang dibiarkan oleh Pemerintah Swedia di luar sebuah masjid di Ibu Kota Stockholm, bulan lalu.

Baca Juga


"Setelah penghinaan terhadap kitab suci Alquran dan pemberian izin untuk menghina keyakinan Muslim ... Emirat Islam Afghanistan memerintahkan penghentian semua kegiatan Swedia di Afghanistan," kata Zabiullah Mujahid, juru bicara pemerintahan Taliban dalam sebuah pernyataan.

Swedia tidak lagi memiliki kedutaan besar di Kabul, Afghanistan, sejak Taliban mengambil alih pemerintahan pada tahun 2021. Selanjutnya, perintah tersebut kemungkinan besar akan memengaruhi organisasi non-pemerintah Swedia, Komite Swedia untuk Afghanistan, yang memiliki ribuan pekerja relawan bantuan, di bidang kesehatan, pendidikan, dan pembangunan pedesaan.

Sebelumnya, seorang aktivis liberal yang juga imigran dari Irak di Swedia membakar salinan Alquran di luar sebuah masjid di Stockholm bulan lalu, di saat umat Muslim dunia merayakan Hari Raya Idul Adha. Aksi tak pantas yang ke sekian kalinya terjadi di Stockholm ini telah menyebabkan kemarahan seluruh umat Islam dunia.

Komite Swedia untuk Afghanistan tidak segera menanggapi permintaan komentar atas perintah Taliban tersebut. Pemerintah Taliban tidak memberikan perincian tentang organisasi mana saja yang akan terkena dampaknya. Sektor bantuan Afghanistan telah sangat terhambat oleh serangkaian pembatasan, termasuk larangan Taliban terhadap pekerja bantuan atau relawan perempuan.

Terlebih saat ini terjadi pengurangan dana untuk rencana kemanusiaan tahunan yang dipimpin oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Kondisi ini telah menunjukkan bahwa negara-negara donor semakin menarik diri dari dukungan keuangan untuk membantu Afghanistan.

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler