Perbedaan Kisah Nabi Nuh dalam Alquran dan Alkitab

Percaya pada semua nabi Allah adalah salah satu rukun iman.

Dok Republika
Perbedaan Kisah Nabi Nuh dalam Alquran dan Alkitab
Rep: Muhyiddin Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak kisah para Nabi dalam Islam yang juga terdapat di dalam Alkitab. Kisah di dalam kitab umat Islam dan umat Kristen itu agak mirip.

Namun, kisah para nabi dalam Alquran memberikan detail yang tidak disinggung dalam Alkitab. Terkadang sifat para Nabi di dalam Alquran sangat berbeda dan seolah-olah tokoh-tokoh Alkitab telah ditata ulang.

Percaya pada semua nabi Allah adalah salah satu rukun iman dan dengan demikian Nabi dan Rasul memegang tempat yang sangat penting dalam Islam. Seorang Nabi adalah orang yang menyebarkan ajaran tauhid bahwa Allah itu tunggal dan tidak serupa dengan siapa pun.

Sedangkan seorang rasul, di sisi lain, adalah seorang Nabi yang datang kepada sekelompok orang tertentu dengan misi khusus, biasanya untuk menerapkan atau mengubah hukum Tuhan.

Umat Islam percaya wahyu yang datang kepada orang Yahudi dan Kristen pada awalnya adalah firman Tuhan, tetapi seiring berjalannya waktu wahyu tersebut telah terdistorsi atau dilupakan. Pada beberapa kesempatan perilaku para nabi telah terdistorsi sedemikian rupa, sehingga hampir tidak dapat dikenali oleh umat Islam.

Nabi adalah orang-orang yang menonjol di antara orang-orang saleh. Meskipun mereka sempurna dalam menyebarkan pesan Tuhan, mereka adalah manusia dan mereka dapat membuat kesalahan kecil atau melupakan hal-hal yang berhubungan dengan urusan duniawi.

Tidak terbayangkan oleh seorang Muslim bahwa Injil menggambarkan beberapa Nabi sebagai pemabuk. Kisah-kisah ini dianggap memfitnah dan hanya berfungsi sebagai bukti bahwa kisah-kisah Alkitab telah terdistorsi hingga tidak dapat dipahami.

Sementara, tradisi Alkitab memberi tahu bahwa Nuh...

Baca Juga


Sementara, tradisi Alkitab memberi tahu bahwa Nuh adalah orang yang berbudi luhur, Alquran melangkah lebih jauh dan mengatakan bahwa dia adalah contoh cemerlang dari kebenaran di masa yang penuh dengan pelanggaran hukum dan dosa. Narasi Nuh dalam Alkitab sangat mirip seperti dalam Alquran, kecuali dalam dua hal.

Yang pertama, terkait dengan orang-orang yang memasuki bahtera. Air bah, yang menurut Alkitab dikirim untuk menghancurkan semua kehidupan dan kejahatan, diturunkan menjadi peristiwa regional dalam Alquran.

Menurut Alkitab, satu-satunya manusia yang diselamatkan adalah Nuh dan keluarga besarnya. Sementara, Alquran menjelaskan bahwa ada orang lain yang menerima pesan Tuhan dan mereka juga diselamatkan di dalam bahtera.

Kendati demikian, para ulama Islam berbeda dalam jumlah mereka. Ada yang mengatakan hingga 80 anggota non-keluarga memasuki bahtera bersama Nuh dan keluarganya.

Selain itu, Alquran memberi informasi lebih detail dengan menjelaskan istri Nuh tidak masuk ke dalam bahtera karena dia memilih untuk tidak percaya pada misi suaminya, bahkan kita diberitahu dalam Alquran bahwa dia berkhianat.

Kisah Alquran tentang banjir juga mengatakan...

Kisah Alquran tentang banjir juga mengatakan Nuh memiliki empat anak laki-laki, bukan tiga seperti yang disebutkan dalam Alkitab. Umat Islam diberitahu salah satu dari mereka bukanlah seorang mukmin sejati dan memilih mencari perlindungan dari banjir di gunung yang tinggi.

Meskipun Nuh memohon untuknya, Allah menolak campur tangan dan mengubah pikiran putranya. Menarik untuk diperhatikan bahwa meskipun sang anak tampaknya percaya akan datangnya air bah, ia memilih untuk tidak menaati perintah Allah.

Selanjutnya, perbedaan penting kedua dalam dua narasi Nuh adalah salah satu yang membuat marah umat Islam dan menegaskan kepada mereka bahwa wahyu Tuhan sebelum Alquran pasti telah dipalsukan.

Setelah air bah, Alkitab memberi tahu kita, Nuh menjadi pembuat anggur pertama. Pada suatu kesempatan dia menjadi mabuk dan tidur telanjang menyebabkan anak-anaknya sangat ketakutan. Kami bahkan dituntun untuk percaya bahwa Nuh yang mabuk mengutuk cucunya menjadi budak.

Alquran dan sumber-sumber Islam tidak pernah memberikan gambaran seperti itu tentang Nabi Nuh. Alquran hanya menjelaskan Nuh adalah seorang pria yang mengabdikan diri untuk tujuan Tuhan dan mercusuar harapan bagi semua orang yang berhubungan dengannya. Gagasan dia harus kehilangan akal karena mabuk tidak mungkin untuk direnungkan.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler