Menlu Tekankan Pentingnya Kerja Sama Ketahanan Pangan ASEAN dan India
Meningkatnya populasi ASEAN dan India perlu ketahanan pangan yang kuat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan pentingnya kerja sama ketahanan pangan antara Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan India.
Dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri ASEAN (PMC) bersama Menteri Luar Negeri India Subrahmanyam Jaishankar di Jakarta, Selasa (11/7/2023) lalu, Retno mengatakan, seiring dengan jumlah populasi ASEAN dan India yang terus meningkat, dibutuhkan juga ketahanan pangan yang kuat.
"Oleh karena itu, kita perlu menginvestasikan usaha untuk memastikan ketersediaan pangan, aksesibilitas, dan keterjangkauan (pangan) pada masa-masa krisis," kata Menlu Retnoseperti dikutip dari transkrip resmi yang dirilis Kementerian Luar Negeri.
India, salah satu mitra dialog ASEAN, berpartisipasi dalam Pertemuan Menteri Luar Negeri KTT Asia Timur (EAS) dan Forum Kawasan ASEAN (ARF) di Jakarta pada Jumat (14/7/2023).
Menurut Retno, kerja sama ASEAN-India harus fokus pada pembentukan rantai pasokan pangan yang berkelanjutan melalui perdagangan tanpa hambatan, dialog, dan kebijakan pemerintah yang transparan. ASEAN mendorong kemitraan jangka panjang dalam teknologi pertanian dan sistem penelitian guna meningkatkan produksi pangan lokal yang juga dapat menguntungkan para petani kecil.
"Inilah alasan Indonesia mengusulkan pernyataan bersama para pemimpin terkait peningkatan kerja sama dalam bidang ketahanan pangan pada masa krisis untuk diadopsi pada KTT ASEAN-India nanti," ujar Retno.
Jaishankar berharap dapat memperluas kemitraan antara negaranya dan ASEAN dalam beberapa area kerja sama yang baru, dengan tetap memperkuat kerja sama yang sudah ada khususnya di bidang keamanan dunia maya, keuangan, dan maritim. Dia menambahkan, ASEAN merupakan pilar penting bagi India's Act East Policy, yang merupakan kebijakan luar negeri India untuk "bertindak ke Timur". Adapun Timur merujuk pada Asia Tenggara dan ASEAN.